Logo ABC

Para Peneliti Vaksin COVID-19 Jadi Sasaran Serangan Siber

Perusahaan keamanan siber Crowdstrike melukiskan Fancy Bear sebagai kelompok peretas yang menarget para peneliti vaksin COVID.
Perusahaan keamanan siber Crowdstrike melukiskan Fancy Bear sebagai kelompok peretas yang menarget para peneliti vaksin COVID.
Sumber :
  • abc

KETIKA para peneliti COVID di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin yang efektif, diam-diam mereka dibuntuti oleh mata-mata dan pencuri di dunia siber.

Pasukan bayaran di dunia maya serta peretas yang disponsori negara tertentu, dengan nama sandi seperti Cozy Bear dan Hidden Cobra, aktif mengintai pengembangan vaksin yang dilakukan para peneliti.

Pekan lalu, targetnya adalah European Medicines Agency, yang memiliki dokumen rahasia tentang vaksin Pfizer yang tersimpan di servernya.

Sejauh ini, baru vaksin buatan Pfizer bekerja sama dengan BionTech, yang telah mendapatkan persetujuan untuk penggunaan darurat vaksinasi di Inggris dan Amerika Serikat.

Tidak jelas kapan atau bagaimana serangan itu berlangsung, atau siapa penanggungjawabnya, namun sejumlah dokumen berhasil diakses secara tidak sah.

Menurut Tim Wellsmore, direktur intelijen perusahaan keamanan siber FireEye, para peneliti COVID-19 kini menjadi sasaran empuk peretas.

FireEye memiliki 3.000 karyawan dengan klien perusahaan-perusahaan besar dan sejumlah pemerintah di negara Barat.

"Ada sejumlah kelompok (peretas) yang kami lihat menarget para peneliti COVID," kata Wellsmore kepada ABC.

A hand in a white glove holding a COVID vaccine Peretasan terhadap pengembangan vaksin Covid-19 diperkirakan terus berlangsung di tengah upaya para peneliti menemukan vaksin yang paling efektif.

AAP

Pihak berwenang di Australia menyatakan peneliti COVID di negara ini juga telah menjadi sasaran serangan siber.

Inggris telah menuduh peretasan berasal dari Rusia, sedangkan AS dan Spanyol menuding China. Negara lain menyebut serangan dilakukan dari Korea Utara, Iran dan Vietnam.