Logo DW

Puluhan Jurnalis Tewas dari Serangan yang Ditargetkan Selama 2020

Felix Marquez/AP/dpa/picture alliance
Felix Marquez/AP/dpa/picture alliance
Sumber :
  • dw

Laporan tahunan kelompok advokasi media Reporters Without Borders (RSF) mengungkap setidaknya 50 jurnalis terenggut nyawanya saat bekerja pada tahun 2020. RSF memperingatkan soal peningkatan pembunuhan yang ditargetkan.

"Saya kira tidak pernah semengerikan sekarang ini. Karena tampaknya semua jurnalis terancam," kata Najib Sharifi, ketua Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan, dalam wawancara video dengan DW. Sharifi sangat sibuk beberapa minggu terakhir ini dan terlihat kelelahan.

"Dalam kurun waktu hanya enam minggu, kami telah kehilangan empat jurnalis," jelasnya. Mereka semua ditembak dan dibunuh dari jarak dekat, atau tewas saat bom yang dipasang di mobil mereka meledak.

Kelompok advokasi media Reporters without Borders (RSF) menuliskan bahwa tren yang terjadi di Afganistan juga serupa terjadi di negara-negara lain.

Laporan tersebut mencatat telah terjadi penurunan jumlah jurnalis yang meninggal saat melaporkan konflik bersenjata atau serangan teror, tetapi menunjukkan bahwa jumlah korban akibat pembunuhan yang ditargetkan terus meningkat. Empat puluh dari 50 jurnalis yang terbunuh tahun ini meninggal dengan pembunuhan yang ditargetkan.

Dalam kasus meninggalnya presenter TV perempuan Malala Maiwand, kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab dalam serangan di Afganistan pada awal Desember tersebut.

Tetapi Sharifi mengatakan bahwa seringkali sulit untuk mengidentifikasi pelaku dan motif mereka. Sebelumnya, ISIS dan Taliban dianggap bertanggung jawab atas serangan semacam itu, namun sejak Taliban dan pemerintah Afganistan mengadakan pembicaraan damai, banyak hal menjadi kurang jelas setelahnya.