Logo DW

Eskalasi Kekerasan Naik di Tengah Perundingan Damai Afghanistan

picture-alliance/AP Photo/Qatar Ministry of Foreign Affairs
picture-alliance/AP Photo/Qatar Ministry of Foreign Affairs
Sumber :
  • dw

Sejak belum lama ini, Shahzia Ahmadi tidak lagi mengirimkan puteranya keluar berbelanja. Guru berusia 32 tahun takut jika dia diculik, dan dimintai uang tebusan yang bisa mencapai USD 50 ribu atau setara dengan Rp 700 juta.

Hal serupa dialami Ahmad Zia, seorang pedagang toko di Kabul. Dia kini menutup tokonya jauh lebih dini, dan tidak lagi berkeliaran di luar selepas pukul delapan malam. "Saya belum pernah sekalipun mengalami hari yang damai seumur hidup saya,” kata dia.

"Saya tidak benar-benar tahu masa depan seperti apa yang menanti negeri ini, tapi saya sangat kecewa,” imbuhnya.

Pemerintah dan Taliban adalah "dua minoritas yang bermusuhan,” dengan masyarakat terjebak di tengahnya, kata Torek Farhadi, bekas penasehat pemerintah kepada Associated Press.

Peluang damai di tengah eskalasi kekerasan

Harapan menyusut seiring berlangsungnya perundingan damai di Taliban. Lonjakan angka kriminalitas berpadu dengan jumlah serangan teror yang terjadi hampir setiap hari. Jurnalis, pengacara, hakim dan pegiat HAM menjadi target pembunuhan. Beberapa dikabarkan sudah tewas.

AS menuduh Taliban bertanggungjawab atas gelombang asasinasi di Afghanistan. Namun hal ini ditepis oleh kelompok Islam garis keras tersebut. Mereka sebaliknya menuduh AS menyerang salah satu fasilitas militernya.