-
Meskipun vaksin COVID-19 buatan Pfizer tampaknya akan menjadi yang pertama mendapatkan persetujuan penggunaan di Australia, namun program vaksinasi akan lebih banyak menggunakan vaksin buatan AstraZeneca yang saat ini sedang diproduksi di Melbourne.
Hal itu disampaikan oleh Pejabat Tertinggi Bidang Medis Profesor Paul Kelly di tengah persiapan Australia untuk menggelar vaksinasi nasional yang diharapkan mulai berlangsung pertengahan Februari 2021.
"Kita ketahui jika vaksin Pfizer akan jadi yang paling banyak digunakan di dunia karena merupakan yang pertama mendapat persetujuan penggunaan darurat di AS, Inggris, dan negara lainnya," ujarnya.
"Namun vaksin ini diproduksi di luar negeri. Pasokannya yang akan kita dapatkan juga terbatas," kata Profesor Paul Kelly seperti dilaporkan ABC.
Vaksin Pfizer juga memerlukan syarat penyimpanan di suhu 70 derajat di bawah 0, sehingga menimbulkan tantangan logistik.
"Sedangkan vaksin AstraZeneca, saat ini sedang diproduksi di Melbourne dan sudah mengalami kemajuan pesat sehingga kita akan mendapatkan pasokan dalam jumlah besar," katanya.
"Vaksin ini yang akan tersedia bagi kebanyakan penduduk sepanjang tahun ini," jelas Profesor Kelly.
Australia telah memesan 10 juta dosis vaksin Pfizer dan 53,8 juta dosis vaksin AstraZeneca pada tahun lalu.
Persetujuan penggunaan vaksin Pfizer diperkirakan keluar pada akhir bulan ini.
Sedangkan untuk vaksin AstraZeneca, menurut Profesor Kelly, persetujuan dari Therapeutic Goods Administration (TGA) diharapkan keluar pada Februari.
Ia menjelaskan, negara yang sudah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin AstraZeneca memilih untuk menyuntikkan dosis vaksin ini sebanyak dua kali suntikan.
Pada November tahun lalu, AstraZeneca menyatakan efektivitas vaksinnya mencapai 62 persen saat diberikan pada partisipan yang disuntik dua kali, sedangkan pada partisipan yang disuntik satu kali efektivitasnya mencapai 90 persen.