Logo BBC

COVID-19: Sulit Tidur Saat Pandemi, Apa Itu Coronasomnia?

Gejala insomnia, Getty Images via BBC Indonesia
Gejala insomnia, Getty Images via BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Tahun baru datang dengan sejumlah resolusi. Salah satu resolusi yang paling populer sepanjang tahun adalah, tidak mengherankan, tidur lebih lama.

Tetapi ada masalah: krisis virus corona yang sedang berlangsung telah membuat istirahat malam yang nyenyak jauh lebih sulit. Beberapa ahli bahkan menemukan istilah untuk itu: `coronasomnia` atau `Covid-somnia`.

Ini adalah fenomena yang melanda orang-orang di seluruh dunia yang mengalami insomnia yang terkait dengan tekanan hidup selama Covid-19.

Di Inggris, sebuah studi pada Agustus 2020 yang dilakukan Universitas Southampton menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengalami insomnia meningkat, yang sebelumnya satu dari enam orang, menjadi satu dari empat orang.

Masalah tidur ini banyak terjadi di kelompok para ibu, pekerja esensial dan kelompok minoritas.

Di China, tingkat insomnia naik dari 14,6% menjadi 20% selama puncak lockdown.

"Prevalensi yang mengkhawatirkan" insomnia klinis juga terjadi di Italia dan di Yunani, hampir 40% responden dalam sebuah penelitian di bulan Mei terbukti mengalami insomnia.

Kata "insomnia" lebih banyak dicari di Google pada tahun 2020 daripada sebelumnya.

Sederhananya, lebih banyak dari kita yang sekarang menderita insomnia.

Dengan pandemi memasuki tahun kedua, jarak sosial selama berbulan-bulan telah mengguncang rutinitas harian kita, menghapus batasan kehidupan kerja dan membawa ketidakpastian yang terus berlanjut ke dalam hidup kita, hal yang membawa konsekuensi pada waktu tidur.