Logo DW

Ekosistem Himalaya Sudah Tak Stabil Ancam Sumber Air Minum Asia

picture-alliance/dpa/T. Sherpa
picture-alliance/dpa/T. Sherpa
Sumber :
  • dw

Miliaran populasi di Cina, Asia Selatan dan Asia Tenggara bergantung hidup dari sungai-sungai raksasa yang mengalir dari Himalaya. Sungai Yangtse, Ganga, Indus, Bhramaputra, Irrawady atau Mekong hingga kini merupakan sumber air terpenting di kawasan.

Namun perubahan iklim perlahan menggerogoti stabilitas ekosistem di Himalaya, yang ditandai dengan penyusutan gletser akibat kenaikan temperatur. Kondisi gletser secara langsung berpengaruh pada kondisi sungai, yang mengandalkan separuh volumenya pada asupan gletser.

Hal ini diperparah dengan giatnya pembangunan infrastruktur air seperti bendungan irigasi atau pembangkit listrik.

"Ekosistem sungai terancam oleh proyek pembangunan, pembuangan limbah solid atau cair, penambangan pasir atau batu,” kata Himanshu Thakkar, peneliti Jaringan Asia Selatan untuk Bendungan, Sungai dan Manusia, kepada AFP.

"Perubahan iklim yang terjadi dalam jangka waktu panjang sudah mulai terlihat. Dampaknya sudah nyata,” imbuhnya. "Jadi sungai-sungai ini memang sedang sangat terancam”.

Bencana di negara bagian Uttarakhand, India, akhir pekan silam, diyakini dipicu akibat jebolnya kantung air di dalam gletser, yang menghunjam ke lembah di bagian bawah dengan kecepatan tinggi.

Terjangan air menewaskan belasan orang, sementara sebanyak 170 orang masih dinyatakan hilang. Banjir turut menghancurkan satu bendungan, dan merusak bendungan lain yang berada tak jauh di bawah. Sungai Dhauliganga adalah salah satu anak sungai Ganga yang mengalir hingga ke Teluk Benggala.