Intelijen AS Tuding Putra Mahkota Saudi Terlibat Pembunuhan Khashoggi

Wartawan Jamal Khashoggi
Sumber :
  • Aljazeera

VIVA – Badan Intelijen Amerika Serikat menuding jurnalis Jamal Khashoggi dibunuh oleh regu pembunuh bayaran Arab Saudi, yang beroperasi di bawah komando Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS).

Putra Mahkota Abu Dhabi Telepon Gibran Ucapkan Selamat Jadi Pemenang Pilpres 2024

Khashoggi adalah seorang kolumnis di surat kabar Washington Post, yang kerap mengkritik Pemerintahan Saudi. Dia dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

Komunitas Intelijen AS mendasarkan penilaiannya bahwa putra mahkota Saudi menyetujui operasi tersebut, karena MBS memiliki kontrol dalam pengambilan keputusan di Kerajaan. MBS juga terlibat langsung pada penasihat dan anggota utama, atau detail perlindungan Mohammed bin Salman dalam operasi tersebut.

Edi Purwanto Paparkan Kinerja DPRD Jambi di Hadapan Wakil Konsul AS

Intelijen AS juga menyebut adanya dukungan MBS atas tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri, termasuk Khashoggi. MBS memandang Khashoggi sebagai 'ancaman' bagi Kerajaan Saudi.

Baca juga: Jubir Bantah Gubernur Sulsel Kena OTT KPK: Dijemput Secara Baik

Penampakan 'Before-After' Jembatan di Baltimore AS yang Runtuh Ditabrak Kapal

"Sejak 2017, Putra Mahkota memiliki kendali mutlak atas organisasi keamanan dan intelijen Kerajaan, sehingga sangat tidak mungkin pejabat Saudi melakukan operasi seperti ini tanpa izin Putra Mahkota," tulis laporan itu, seperti diberitakan Al Jazeera, Sabtu 27 Februari 2021.

Dalam laporan juga disebutkan ada 21 orang yang berpartisipasi atau terlibat dalam kematian Khashoggi. Operasi pembunuhan di Istanbul juga telah direncanakan sebelumnya, meski otoritas intelijen AS mengatakan mereka tidak tahu kapan keputusan untuk membunuh Khashoggi diambil.

Menanggapi laporan ini, Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan pemerintah Saudi sepenuhnya menolak penilaian negatif, salah, dan tidak dapat diterima dalam laporan yang berkaitan dengan kepemimpinan Kerajaan. Saudi juga mencatat bahwa laporan tersebut berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat.

"Sungguh disayangkan bahwa laporan ini, dengan kesimpulan yang tidak dapat dibenarkan dan tidak akurat, dikeluarkan sementara Kerajaan dengan jelas mengecam kejahatan keji ini, dan kepemimpinan Kerajaan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa tragedi seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi,” demikian bunyi pernyataan Kemlu Saudi. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya