Logo ABC

Virus Corona Varian Baru Bak Jadi Monster bagi Filipina

Dr Genalyne Maroon-Berzabal, seorang dokter anak di Manila, sangat ingin mendapatkan divaksin saat kasus COVID-19 di sana terus naik.
Dr Genalyne Maroon-Berzabal, seorang dokter anak di Manila, sangat ingin mendapatkan divaksin saat kasus COVID-19 di sana terus naik.
Sumber :
  • abc

Sebagai tenaga kesehatan di garda terdepan, Dr Genalyne Maroon-Berzabal telah menyaksikan secara langsung lonjakan terbaru kasus COVID-19 di Filipina.

Dokter muda itu menjalankan klinik dokter anak di Manila, tetapi ketika pandemi melanda setahun yang lalu, dia mulai bekerja menangani pasien virus corona yang jumlah kasusnya meroket di rumah sakit pemerintah di kota itu.

"Jumlah pasien di rumah sakit meningkat dalam beberapa hari terakhir," katanya.

"Kapasitas di beberapa rumah sakit penuh."

Setelah menunggu dengan cemas, Dr Maroon-Berzabal akhirnya menerima vaksin COVID-19 dengan harapan akan melindunginya.

Ia adalah salah satu orang yang beruntung.

Pengiriman dan peluncuran vaksin yang lambat di Filipina membuat banyak petugas kesehatan lainnya harus menunggu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk mendapatkan giliran disuntik.

Sejauh ini Filipina menerima vaksin yang jumlahnya tidak cukup menyuntik 1 persen dari populasi.

Dengan jumlah saat ini artinya cakupan vaksinasi di Filipina belum akan terpenuhi sampai tahun 2023.

A young woman in glasses, face shield and mask and scrubs Sejauh ini Filipina telah menerima cukup vaksin untuk 1 persen dari populasinya. Dr Genalyne Maroon-Berzabal adalah salah satu yang beruntung.

Supplied: Genalyne Maroon-Berzabal

"Pasokannya sangat kecil, kita semua perlu melakukan vaksinasi secepat mungkin untuk menyelamatkan hidup kita," kata Dr Maroon-Berzabal.

Bersamaan dengan peluncuran program imunisasi massal di Filipina, ditemukan tanda-tanda yang mengkhawatirkan beberapa jenis baru virus corona yang lebih cepat menyebar dan memicu gelombang baru yang sangat besar.