Logo ABC

Novel Intan Paramaditha Masuk Nominasi Buku Terbaik di Australia

Novel karya penulis berlatar-belakang Asia SL Lim dan Intan Paramaditha serta kumpulan cerpen Elizabeth Tan masuk dalam daftar panjang penerima penghargaan buku terbaik di Australia, Stella Prize.
Novel karya penulis berlatar-belakang Asia SL Lim dan Intan Paramaditha serta kumpulan cerpen Elizabeth Tan masuk dalam daftar panjang penerima penghargaan buku terbaik di Australia, Stella Prize.
Sumber :
  • abc

Kisahnya bermula dari sepasang sepatu merah dan persekutuan dengan jin. Tapi akhir ceritanya tergantung pada pembaca sendiri.

Stella Prize 2021

Novel The Wandering karya penulis Indonesia masuk dalam daftar panjang penerima penghargaan buku bergengsi di Australia Stella Prize. Penghargaan ini ditujukan bagi penulis-penulis perempuan dan non-bineri yang melahirkan karya fiksi, non foksi, dan lainnya. Stella Prize pernah menjadi sorotan karena pendirinya dikaitkan dengan kelompok ultra nasionalis

Begitulah konsep novel The Wandering karya penulis Indonesia Intan Paramaditha, yang kini masuk dalam daftar panjang (12 buku) calon penerima Stella Prize di Australia.

Stella Prize yang telah berlangsung delapan tahun, merupakan penghargaan buku terbaik karya penulis perempuan dan non-biner atau mereka yang tidak mengategorikan dirinya pria atau perempuan.

Tahun ini penghargaan tersebut menampilkan penulis paling beragam latar-belakangnya.

Lebih dari setengah penulis yang masuk daftar panjang bukanlah penulis kulit putih, banyak di antaranya berasal dari Asia Tenggara.

Daftar panjang ini juga cukup beragam dalam bentuk bukunya, mulai dari fiksi, non-fiksi, esai, novel remaja, dan kumpulan cerpen.

Dari 12 karya, buku Intan terbilang unik, sebuah novel yang menawarkan "pilihan petualangan" bagi pembacanya.

Dalam novel yang diterjemahkan Stephen Epstein dari versi bahasa Indonesia berjudul Gentayangan: Pilih Sendiri Petualangan Sepatu Merahmu, pembaca bisa membuka halaman berbeda dengan alur yang beragam.

Menurut Intan, ini soal "ilusi pilihan" bagi pembaca.

"Sebab, kita sebenarnya tak punya pilihan. Semuanya seperti telah ditentukan untuk kita," ujarnya kepada ABC News.

intan.jpg Intan Paramaditha, penulis asal Indonesia yang kini tinggal di Sydney dan mengajar kajian media dan film pada Macquarie University.