Biden Coba Pertahankan Pasukan Kontraterorisme AS di Afghanistan

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Sumber :
  • Daily Mirror

VIVA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden berupaya mempertahankan pasukan AS di Afghanistan melewati tenggat 1 Mei, kata seorang anggota parlemen AS, Adam Smith , Rabu (24/3).

Insiden Penembakan di Philadelphia AS, Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban

Upaya tersebut, kata sang anggota parlemen, dijalankan sambil AS menjajaki kesepakatan --yang menetapkan bahwa Taliban akan mengizinkan pasukan kontraterorisme AS tetap tinggal di Afghanistan saat mereka menghadapi ISIS,

Smith, ketua Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat AS, memberikan perincian baru tentang langkah Presiden Biden dalam proses perdamaian Afghanistan yang diwarisinya dari pemerintahan Trump.

Kasetpres Bicara Sumber Dana Jokowi Bagi Paket Sembako dan Kebiasaan Sejak 2014

Departemen Luar Negeri menyerahkan pertanyaan-pertanyaan soal itu ke Gedung Putih.

Gedung Putih dan Pentagon belum menanggapi permintaan komentar.

Info Mudik! One Way Tol Cipali hingga Kalikangkung Dilanjut Sampai Jam 12 Siang Ini

Sementara itu, para pejabat AS mengatakan Biden belum membuat keputusan tentang tenggat untuk menarik pasukan terakhir AS dari konflik Afghanistan --masa perang terlama yang dijalani AS. 

Biden mengatakan akan cukup sulit untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan dalam kesepakatan Februari 2020 dengan Taliban.

Ketika berbicara di forum daring majalah Kebijakan Luar Negeri, Smith mengatakan dia berbicara dengan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin tentang penarikan itu.

"Saya pikir ada anggapan umum bahwa 1 Mei terlalu cepat, hanya secara logistik," katanya. "Kita punya ... hampir 3.500 tentara di Afghanistan. Sekutu kita memiliki sekitar 7.000".

"Kita tidak dapat menarik lebih dari 10.000 pasukan dengan cara apa pun dalam enam minggu," katanya.

Dia menambahkan bahwa tugas pemerintah adalah berbicara dengan Taliban agar kelompok itu mengizinkan pasukan yang dipimpin AS untuk tinggal sedikit lebih lama.

Dia menyadari bahwa Taliban menuntut semua pasukan asing pergi. Jika itu tetap pendirian mereka, katanya, "Menurut saya, kita tidak punya banyak pilihan selain pergi", termasuk pasukan anti-terorisme.

"Apa yang ingin dilakukan oleh pemerintahan Biden adalah bernegosiasi melewati 1 Mei dan kemudian setidaknya menjajaki opsi: apakah Taliban berubah pikiran saat mereka ... memerangi ISIS hampir sama seperti mereka melawan pemerintah Afghanistan," Smith melanjutkan.

"Mungkin posisi mereka berubah tentang kehadiran AS? Saya meragukan itu. Tapi saya pikir pemerintah menganggap pembicaraan itu layak dilakukan," katanya.

Taliban telah memerangi afiliasi lokal ISIS, dan serangan-serangan udara AS terhadap ISIS terbukti penting untuk membantunya mengalahkan saingan mereka itu.

Tapi, para ahli mengatakan, ISIS tetap menjadi ancaman serius.

Taliban telah mengindikasikan mereka akan melanjutkan menyerang pasukan asing jika Biden gagal memenuhi tenggat waktu 1 Mei, dan beberapa ahli meragukan mereka akan mengizinkan pasukan AS untuk tinggal. (Antara/Ant)

Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan usai menengok kondisi penumpang korban kecelakaan bus Rosalia Indah di Tol Semarang-Batang, Kamis, 11 April 2024

Sopir Alami Microsleep Diduga Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rosalia Indah

Kecelakaan bus Rosalia Indah di KM 370 ruas Rol Semarang-Batang, diduga akibat sopir bus kelelahan dan mengalami microsleep.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024