Gelombang Ketiga COVID-19, Prancis Kembali Lockdown Sebulan

VIVA Militer: Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Sumber :
  • Euronews

VIVA – Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, mengumumkan lockdown nasional terbatas selama sebulan untuk Paris dan wilayah lainnya di negara itu mulai Jumat 2 April 2021. Kebijakan ini diambil di tengah kekhawatiran gelombang ketiga pandemi COVID-19 dan  meningkatnya jumlah pasien COVID-19 di unit perawatan intensif. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Catex mengatakan lockdown akan berlaku mulai Jumat tengah malam selama empat minggu. Pembatasan tersebut akan diberlakukan di 16 wilayah, termasuk wilayah Paris. Jam malam akan mulai berlaku jam 7 malam.

"Perkembangan epidemi COVID-19 di Prancis jelas semakin cepat. Semakin banyak gelombang ini terlihat seperti gelombang ketiga," katanya dalam konferensi pers, seperti dilansir dari France24, Kamis 1 April 2021. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Prancis memiliki kasus tertinggi keenam di dunia dengan 4,11 juta orang terinfeksi sejak wabah COVID-19 muncul. Angka nasional untuk infeksi harian tetap stabil di sekitar 20.000 sehari di bulan Februari, tetapi kasus baru telah meningkat 20 persen dalam seminggu terakhir.

Kamis lalu, sekitar 38.000 infeksi baru dilaporkan, jumlah tertinggi dalam empat bulan. Rumah sakit Paris yang kewalahan oleh kasus COVID-19 mulai memindahkan pasien ke daerah lain.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Lebih dari 91.000 orang telah meninggal di Prancis akibat penyakit tersebut, menurut hitungan resmi. Pada November lalu, Prancis menerapkan lockdown kedua dan berhasil menurunkan jumlah infeksi baru hingga di bawah 5.000 per hari, sebelum mulai meningkat lagi pada awal tahun 2021.

Sebelumnya pada 16 Maret, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, membuat pengumuman lockdown mulai berlaku pada tengah hari pada 17 Maret 2020, dan berakhir 55 hari kemudian pada 10 Mei.

Macron dengan keras menentang penguncian nasional ketiga, lebih memilih untuk memberlakukan pembatasan lokal untuk mencoba memperlambat penyebaran virus, dan meningkatnya jumlah kasus virus varian baru COVID-19 yang lebih menular.

"Mari kita perjelas, kita berada di gelombang ketiga sebagian besar karena munculnya varian Inggris yang terkenal ini. Situasinya kritis. Ini akan sangat sulit hingga pertengahan April," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya