Warga Myanmar Jual Barang Berharganya untuk Danai Perjuangan Demokrasi

VIVA Militer: Aksi represif tentara Myanmar terhadap demonstran anti-militer
Sumber :
  • mothership.sg

VIVA – Aksi demonstrasi menentang kudeta junta militer di Myanmar semakin meluas. Warga Myanmar terus memperlihatkan perlawanan mereka terhadap kepemimpinan otoriter militer dengan mendukung aksi protes yang dilakukan pemerintahan bayangan, Komite Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH).

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Warga Myanmar yang menolak kudeta menjual barang-barangnya, mulai pakaian dan mainan, hingga benda kesayangan mereka. Para pengguna Facebook telah menggunakan media sosial itu untuk menjual dan mengiklankan barang-barang mereka. Semua uang dari hasil penjualan akan diberikan untuk mendanai CRPH, pemerintahan yang dibentuk oleh parlemen terpilih yang digulingkan junta.

Meski otoritas junta telah membatasi akses internet, internet masih dapat diakses oleh sejumlah rumah tangga yang memiliki jaringan koneksi fiber, seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa 6 April 2021. 

5 Angkatan Laut dengan Armada Terbanyak di Asia Tenggara, Posisi Indonesia Mencengangkan

Minggu lalu, seorang wanita muda menawarkan memberikan koleksi musik K-pop Exo dan benda kesayangannya. Mereka yang tertarik dengan barang-barang tersebut hanya perlu menunjukkan bukti donasi mereka kepada CRPH. Mereka yang menyumbangkan dana paling banyak akan mendapatkan benda-benda tersebut.

Warga lainnya menjual koleksi super hero LEGO Marvel secara online. "Ini tidak mahal tapi sangat sulit untuk didapatkan. Jika kamu menunjukkan slip donasi CRPH, pilih apapun dan saya akan memberikannya pada kamu," demikian pesan iklan pengguna facebook itu.

Ritual Mistis Junta Myanmar Tak Mempan! Rathedaung Jatuh ke Tangan Sekelompok Bersenjata Etnis

Sekelompok sahabat mengiklankan koleksi novel, buku motivasi dan puisi untuk dijual dan hasilnya akan disumbangkan untuk mendanai perjuangan melawan kudeta junta. Tidak hanya barang yang dijual, tapi jasa juga ditawarkan untuk perjuangan demokrasi.
 
Seorang penjahit menawarkan jasa menjahit pakaian tradisional Myanmar secara gratis kepada mereka yang mendonasi US$25 atau sekitar Rp363 ribu. Seorang musisi menawarkan pelajaran gitar dan ukulele seumur hidup. 

Seorang pemimpin ekspedisi luar ruangan menawarkan untuk membawa lima orang liburan petualangan. Ekspedisi tersebut akan diberikan kepada pemenang undian berhadiah dari para pemberi sumbangan ke CPRH, Gerakan Pembangkangan Sipil yang menyelenggarakan kegiatan demonstrasi harian atau untuk membantu ribuan pengungsi internal.

Namun, ada satu syarat kecil untuk penawaran itu, bahwa barang atau jasa yang diiklankan itu dapat ditebus "setelah revolusi".

Baca juga: Inggris Mungkin akan Larang Vaksin AstraZeneca bagi Kalangan Muda

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya