Jerman dan Italia Batasi Vaksin AstraZeneca Hanya untuk Lansia

Ilustrasi - vaksinasi COVID-19.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Sejumlah negara di Eropa membatasi penggunaan vaksin COVID-19, AstraZeneca, terhadap usia tertentu. Kebijakan itu diambil setelah Regulator obat Eropa, European Medicines Agency, menemukan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca, dapat menyebabkan pembekuan darah langka, Rabu 7 April 2021. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Otoritas Inggris merekomendasikan orang di bawah 30 tahun harus menggunakan vaksin alternatif, karena kemungkinan hubungan antara vaksin AstraZeneca dan kasus pembekuan darah yang sangat langka.

Jerman merekomendaskan vaksin buatan Oxford itu hanya boleh diberikan secara rutin kepada lansia di atas 60 tahun.  Kebijakan serupa juga diterapkan Italia. 

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Dilansir dari Channel News Asia, banyak negara telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, karena efek samping yang menyebabkan pembekuan darah. 

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, dan 16 menteri kesehatan negara bagian memutuskan untuk menangguhkan penggunaan rutin vaksin COVID-19 AstraZeneca untuk orang di bawah usia 60 tahun.

Kuota Eropa Lengkap! Berikut 24 Tim yang Pastikan Tiket ke Piala Dunia Antarklub 2025

Orang yang berusia di bawah 60 tahun masih dapat menerima vaksin, namun hanya "atas izin dokter, dan setelah dilakukan analisis risiko individu dan penjelasan menyeluruh," menurut dokumen yang dilihat oleh kantor berita DPA dalam pertemuan darurat para menteri kesehatan Jerman seperti dilaporkan DW.

European Medicines Agency (EMA) menerima laporan 169 kasus pembekuan darah otak yang langka pada awal April, setelah 34 juta dosis vaksin  AstraZeneca telah diberikan di Wilayah Ekonomi Eropa (EEA), menurut Ketua komite keamanan EMA, Sabine Straus. EEA terdiri dari 27 negara Uni Eropa ditambah Islandia, Norwegia dan Liechtenstein.

Sebagai perbandingan, empat dari 10.000 wanita akan mengalami pembekuan darah karena menggunakan kontrasepsi oral.

Dalam pernyataannya, EMA mengatakan pihaknya mengingatkan para profesional kesehatan dan penerima untuk tetap waspada terhadap, "kemungkinan kasus pembekuan darah yang sangat jarang dikombinasikan dengan tingkat rendah trombosit darah yang terjadi dalam 2 minggu setelah vaksinasi".

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya