Menkes Taiwan Sebut Tak Ada Nakesnya Meninggal karena COVID-19

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, Shih-chung Chen
Sumber :
  • Rilis TETO

VIVA – Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, Shih-chung Chen menyatakan bahwa pengalaman sukses Taiwan dalam memerangi pandemi membuktikan bahwa Taiwan memiliki kemampuan berkontribusi pada kesehatan global. 

China Gelar Kompetisi Sunat Online, Diikuti Puluhan Dokter Bedah

Taiwan kata dia disebut pernah diprediksi menjadi salah satu negara yang paling parah terkena dampak pandemi karena kedekatan geografisnya dengan China. Namun Taiwan kata Chen memiliki pengalaman dalam memerangi SARS pada tahun 2003 sehingga tidak pernah mengabaikan berbagai peringatan yang diterima sejak awal. 

Sejak 31 Desember 2019, Taiwan telah sepenuhnya memanfaatkan berbagai informasi untuk memperkuat pengawasan terhadap kemungkinan pandemi dan secara aktif dan cepat mengadopsi berbagai tindakan pencegahan pandemi.

Mobil Baru BYD Rp200 Jutaan Mulai Dikirim ke Diler

Pada 22 April 2021, Taiwan hanya memiliki 1.086 kasus yang dikonfirmasi (termasuk 11 kematian). Dirilis TETO, 6 Mei 2021,M kebanyakan masyarakat Taiwan dapat mempertahankan kehidupan dan pekerjaan secara normal. Taiwan telah mencetak rekor tidak ada kasus lokal selama 253 hari berturut-turut dari April hingga Desember 2020 yang membuat dunia terkesan.

Menteri Che menjelasakan strategi mereka yakni membentuk jaringan pencegahan dan pengobatan penyakit menular nasional setelah epidemi SARS pada tahun 2003. Taiwan juga memilih lebih dari 100 rumah sakit terisolasi di seluruh negeri untuk dimasukkan dalam jaringan medis serta memilih rumah sakit tanggap darurat utama di masing-masing 22 kabupaten dan kota di Taiwan. 

5 WN China Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Pakistan

"Fakta membuktikan bahwa mekanisme ini membantu melindungi sistem medis dan tenaga medis dari kelebihan beban sehingga selama masa pandemi. Sebagian besar layanan medis yang bukan COVID-19 dapat beroperasi secara normal tanpa gangguan dari pandemi. Sampai saat ini, hanya dua kasus terkait pandemi COVID-19 yang berkaitan dengan rumah sakit yang terjadi di Taiwan. Kedua kasus tersebut telah dikendalikan secara efektif dan tidak ada pekerja medis yang meninggal," kata dia soal para tenaga kesehatan (nakes) itu.

Menteri Chen mengatakan bahwa kepercayaan dan kerja sama rakyat Taiwan terhadap pemerintah menjadi faktor utama keberhasilan Taiwan dalam menekan pandemi kali ini. Pemerintah Taiwan berupaya keras untuk memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang pandemi. Pada saat yang sama tetap menjaga privasi dan kebebasan pribadi. Pemerintah juga memberikan perlindungan prioritas kepada komunitas yang kurang beruntung termasuk pekerja migran.

"Pemerintah Taiwan sangat menentang pelanggaran hak-hak rakyat, dan tidak pernah membatasi kebebasan berekspresi, berkumpul, dan berpartisipasi dalam kegiatan publik," lanjutnya.

Menteri Chen juga menyebutkan bahwa Taiwan adalah salah satu negara paling sukses di dunia dalam menanggapi pandemi karena sistem medisnya yang baik, strategi pengujian yang ketat, transparansi dan keterbukaan informasi, serta kerja sama antara sektor publik dan swasta. Dampak ekonomi COVID-19 di Taiwan relatif kecil.

Ilustrasi hacker.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Amerika Serikat pada Senin, 25 Maret 2024 mengumumkan penuntutan terhadap tujuh warga negara China atas tuduhan melakukan kampanye peretasan jahat yang disponsori negara.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024