Pandemi COVID-19, Kasus Bunuh Diri di Malaysia Meningkat

Sebuah papan iklan di Malaysia, yang menampilkan pesan tentang bahayanya Corona.
Sumber :
  • Malay Mail

VIVA – Sebuah kelompok pemuda muslim Malaysia menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya kasus bunuh diri di negara tersebut, di tengah pandemi virus Corona

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Presiden Angkatan Pemuda Islam Malaysia Muhammad Faisal bin Abdul Aziz menyebutkan, fenomena bunuh diri di Malaysia menunjukkan bahwa masyarakat berada dalam situasi kritis.

"Hal ini dapat dilihat melalui beberapa kejadian yang memilukan, termasuk meningkatnya angka bunuh diri," ujarnya seperti dilansir Anadolu Agency, 3 Juli 2021.

Mandor Bangunan Diduga Bunuh Diri di Depok, Isi Surat Wasiat Bikin Pilu

Berdasarkan data kepolisian, tercatat 468 kasus bunuh diri dalam lima bulan pertama tahun 2021. Jumlah itu meningkat dari angka kasus bunuh diri total tahunan pada 2020 yaitu 631 kasus dan pada 2019 yaitu 609 kasus.

Pada Selasa, Kementerian Kesehatan meminta warga Malaysia untuk lebih sadar dan peka terhadap lingkungan mereka dan mencari tanda-tanda peringatan.

Pria di Tangsel Loncat dari JPO Bermaksud Bunuh Diri dan Jatuh di Atap Bus dan Selamat

Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan, beberapa individu berisiko lebih tinggi menderita masalah kesehatan mental termasuk depresi, terutama ketika berada di bawah tekanan yang luar biasa atau ketika terisolasi dari jaringan dukungan teman dan keluarga.

“Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih mewaspadai anggota keluarga dan orang-orang di sekitarnya yang mungkin menunjukkan tanda-tanda depresi yang bisa berujung pada bunuh diri,” ujarnya.

Malaysia telah mencatat lebih dari 765.000 kasus virus corona, termasuk 5.327 kematian, dengan hampir 7.000 kasus baru setiap hari.

Pemerintah memberlakukan penguncian total hingga jumlah kasus harian turun di bawah 4.000 kasus.

Sementara itu, Direktur Departemen Investigasi Kriminal Bukit Aman Comm Datuk Seri Abd Jalil Hassan mengemukakan, rata-rata dua kasus bunuh diri terjadi setiap hari dari 2019 hingga Mei tahun ini.

"Dari 2019 hingga Mei tahun ini, 281 pria dan 1.427 wanita telah melakukan bunuh diri di negara itu. Dari orang-orang yang melakukan bunuh diri itu, 872 berusia antara 15 dan 18 tahun, sementara 668 korban berusia antara 19 dan 40 tahun," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir TheStar, Kamis, 1 Juli 2021.

Dia menambahkan, Selangor mencatat jumlah kasus bunuh diri tertinggi antara Januari dan Mei tahun ini dengan 117 kasus. Sementara Johor menduduki puncak daftar kasus bunuh diri untuk 2019 dan 2020 dengan total 101 kasus.

Abd Jalil mengatakan, tiga faktor utama kasus bunuh diri adalah masalah keluarga, depresi dan masalah keuangan.

"75,1 persen kasus bunuh diri gantung diri, disusul lompat dari gedung (13,6 persen) dan minum racun (5,7 persen). Setiap anggota masyarakat harus berperan dalam mengatasi masalah ini," katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah  mengutip laporan kepolisian, mengatakan bahwa 631 kasus bunuh diri dilaporkan pada 2020, sementara pada 2019 ada 609 kasus bunuh diri yang dilaporkan. "Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang luar biasa terhadap kesehatan mental setiap individu di dunia, tidak terkecuali masyarakat di Malaysia,” katanya dalam pernyataan seperti dilansir Malaymail, Selasa, 29 Juni 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya