Para Jenderal AS Khawatir Donald Trump Berencana Lakukan Kudeta

Mantan Presiden AS Donald Trump
Sumber :
  • Twitter

VIVA –  Para petinggi militer Amerika Serikat (AS) mengungkapkan potensi kudeta yang akan dilakukan mantan Presiden AS Donald Trump pascapemilihan presiden November lalu. Dugaan kudeta itu terungkap dalam sebuah buku baru berjudul "I Alone Can Fix It," yang ditulis oleh dua jurnalis Washington Post,

Ternyata Ada 3 Tentara Wanita Malaysia yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Menurut kutipan yang diperoleh CNN dari buku tersebut, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan para pemimpin senior militer AS lainnya membahas rencana untuk mundur jika mereka menerima perintah yang mereka anggap ilegal atau berbahaya.

Donald Trump pada Kamis 15 Juli 2021 mengecam panglima militer yang dulu dia tunjuk sebagai bawahannya itu.  

Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat

"Saya tidak pernah mengancam, atau berbicara tentang, kepada siapa pun, soal kudeta Pemerintah kita... Kalaupun saya akan melakukan kudeta, salah satu orang terakhir yang ingin saya ajak bicara adalah Jenderal Mark Milley," kata Trump dalam pernyataannya.

Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, telah secara pribadi mengakui kekhawatiran bahwa Trump mungkin mencoba menarik militer untuk meredam perbedaan pendapat, pada saat kekhawatiran meningkat tentang potensi penyalahgunaan Trump terhadap Undang-Undang Pemberontakan.
 
Pengunduran diri yang terencana dan tertib oleh para anggota Kepala Staf Gabungan belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi kebenaran tulisan para wartawan Washington Post itu dan kantor Milley belum menanggapi permintaan komentar.

Penerbit buku tersebut menolak untuk memberikan kutipan dan tidak mengonfirmasi atau menyangkal kebenaran isi laporan CNN.

Trump memilih Milley untuk menjadi panglima militer pada 2018, meskipun Menteri Pertahanan saat itu Jim Mattis lebih menyukai kepala staf Angkatan Udara untuk mengisi posisi itu.

Mattis mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan pada 2018 karena perbedaan kebijakan dan sejak itu Trump mengecapnya sebagai "jenderal paling berlebihan di dunia."

"(Milley) mendapatkan jabatan itu hanya karena jenderal paling berlebihan di dunia, James Mattis, tidak tahan dengannya, tidak menghormatinya, dan tidak akan merekomendasikannya," kata Trump dalam pernyataannya.

Hubungan Milley dan Trump memburuk tahun lalu setelah perwira militer AS itu secara terbuka meminta maaf karena bergabung dengan sang presiden saat ia berjalan dari Gedung Putih ke gereja terdekat untuk kesempatan berfoto setelah pihak berwenang membersihkan jalan dari para pengunjuk rasa dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya