Malaysia Setop Penggunaan Vaksin Sinovac, Beralih ke Pfizer

Warga Malaysia menerima suntikan vaksin AstraZeneca di Kuala Lumpur.
Sumber :
  • ANTARA Foto/Agus Setiawan

VIVA – Kementerian Kesehatan Malaysia akan menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 buatan Sinovac China setelah pasokannya habis, karena stok vaksin lain mencukupi untuk program vaksinasi.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

Selanjutnya, vaksinasi penduduk Malaysia sebagian besarnya akan menggunakan vaksin berbasis mRNA buatan Pfizer-BioNTech.

Seperti diketahui, Malaysia telah mengamankan sekitar 45 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang cukup untuk mengimunisasi 70 persen populasi, dibandingkan dengan 16 juta dosis suntikan Sinovac.

WHO Peringatkan Ancaman Wabah Penyakit yang Serang Anak-anak di 2024

"Sekitar setengah dari 16 juta (dosis) sudah didistribusikan, jadi sisanya akan digunakan untuk menutupi dosis kedua. Bagi yang belum divaksin, mereka akan menerima vaksin Pfizer," kata Menteri Kesehatan Adham Baba pada konferensi pers, Kamis.
 
Pemerintah Malaysia sebelumnya mengatakan telah mengamankan 12 juta dosis Sinovac, sebagai bagian dari kesepakatan yang membuat BUMN farmasi setempat, Pharmaniaga, dapat melakukan pengisian dan pengemasan vaksin untuk distribusi lokal.

Pengumuman penghentian penggunaan vaksin Sinovac yang berbasis virus tidak aktif muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemanjurannya terhadap varian baru virus corona yang lebih menular.

Kasus Demam Berdarah Meningkat, Kapan Vaksin DBD Siap?

Sementara itu, Thailand pada pekan ini mengatakan akan menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai dosis kedua bagi mereka yang menerima suntikan Sinovac, sedangkan Indonesia sedang mempertimbangkan suntikan penguat bagi tenaga kesehatan yang telah menerima dua dosis vaksin Sinovac.

Vaksin lain yang disetujui oleh Malaysia adalah AstraZeneca, CanSino Biologic China, dan vaksin Janssen dari Johnson & Johnson.

Malaysia juga berencana mengumumkan keputusannya tentang kemungkinan menambahkan vaksin dari Sinopharm China, kata para pejabat.

Dengan 880.782 kasus dan 6.613 kematian sejauh ini, Malaysia menjadi negara dengan tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara, tetapi juga dengan tingkat inokulasi tertinggi, di mana 26 persen dari 32 juta penduduknya telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin COVID-19. (Ant)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya