Kedubes India Bertemu dengan PDIP, Serius Bahas e-Voting Pemilu

Kedubes India bertemu dengan PDIP bahas e-Voting pemilu.
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – DPP PDI Perjuangan (PDIP) menerima sekaligus menggelar pertemuan secara terbatas dengan Kedutaan Besar India yang dilaksanakan di kantor pusat partai di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, hari ini. Kedua pihak membahas sejumlah isu dari soal demokrasi dan pemilu, penanganan COVID-19 dan politik internasional.

Isuzu Pamer Teaser V-Cross Facelift, Meluncur Sebentar Lagi

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan pertemuan ini merupakan hal yang penting, karena saling tukar pikiran untuk memajukan demokrasi antar kedua negara.

"Saya memberi tahu pertemuan kita ini kepada Ibu Megawati Soekarnoputri dan beliau menitipkan salam. Sekaligus pesan untuk berdiskusi soal pelaksanaan demokrasi di India, khususnya mengenai voting elektronik atau e-voting,” kata Hasto dalam pertemuan, Senin 6 September 2021.

The Reasons Why Elon Musk Postpones India Visit

Ditemani Ketua Bidang Luar Negeri PDIP, Ahmad Basarah, pertemuan itu pun mengenalkan utusan Kedubes India yang dipimpin oleh Basir Ahmad. Basir Ahmad diketahui merupakan wakil duta besar baru yang ditugaskan di Indonesia.

Di awal pertemuan, Hasto menceritakan perjalanan panjang partainya dalam sejarah bangsa Indonesia.  Secara khusus dijelaskannya soal sejarah kantor partai di Diponegoro, yang dibangun ulang setelah dulu pernah diserang pada era pemerintahan otoriter Soeharto.

Toyota Luncurkan Fortuner Edisi Terbaru, Dapat Fitur Menarik

Lantas, pembicaraan lalu berlangsung hangat karena Basir Ahmad merespons dengan pengakuan bahwa dirinya sudah beberapa kali ikut hadir saat pemimpin tertinggi negerinya bertemu dengan Megawati.

Basir mengaku pihaknya selalu tertarik dan ingin belajar bersama Indonesia. Karena Indonesia dan India memiliki banyak kesamaan.

Baik dari jumlah penduduk hingga soal keragaman budayanya.

"Silakan berkunjung ke India,” kata Basir.

Kata Basir Ahmad, soal e-voting, India sudah lama merencanakan dan membahasnya. Dia pun dalam kesempatan itu, mengundang jika jajaran PDIP hendak mempelajarinya dengan datang langsung ke India.

Di pertemuan, keduanya pun turut menyentuh isu Laut China Selatan dan militer. Hasto mengatakan India mempunyai strategi yang menarik karena menjalin kerja sama militer, baik dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) sekaligus.

Di sisi lain, Basir mengatakan, pihaknya justru ingin belajar ke Indonesia yang selalu menyampaikan pesan dan posisi diplomasi jelas di dunia internasional.

“Indonesia selalu kami anggap sebagai mitra strategis,” kata Basir.

Basir lalu berbicara soal isu politik Afghanistan, yang merupakan tetangga langsung India dari sisi kewilayahan.

Hasto lalu menjelaskan bahwa pihaknya memahami betul dampak kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan. Sebagai partai nasionalis yang teguh memegang prinsip ideologi Pancasila dan kebhinekaan, Hasto mengatakan PDIP selalu menjadi target kampanye negatif kelompok garis keras.

Namun, kata Hasto, mengatakan pelbagai serangan itu justru membuktikan bahwa strategi paling efektif membendung gerakan radikalisme adalah dengan terus memperkuat demokratisasi dan dukungan atas kebhinekaan.

“Kami konsisten untuk mendorong nasionalisme dengan semangat persamaan hak semua warga negara,” kata Hasto.

“Ya kami juga mengakui dan melihat bagaimana PDIP mendorong moderasi,” ujar Basir menanggapi.

Di akhir pertemuan, Hasto memberikan sejumlah cinderamata berupa plakat, kain batik Nusantara, dan buku Mustika Rasa. Buku yang disebut terakhir adalah berisi resep-resep kuliner Nusantara yang dibuat di era Presiden Soekarno.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya