Krisis Kemanusiaan di Afghanistan, RI Kirim Bantuan Rp42,75 Miliar

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Sumber :
  • ANTARA/HO-Kemlu RI/am

VIVA – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, saat mengikuti secara virtual Pertemuan Tingkat Tinggi PBB untuk Situasi Kemanusiaan di Afghanistan menekankan bahwa keselamatan dan kehidupan warga Afghanistan harus menjadi prioritas utama.

Kecelakaan KA Rajabasa Tabrak Bus dan Timbulkan Korban Jiwa, KAI Soroti Disiplin Lalu Lintas

"Keselamatan dan kehidupan masyarakat Afghanistan adalah prioritas utama," kata Menlu Retno Marsudi dalam pernyataannya ketika mengikuti pertemuan virtual tersebut, menurut keterangan Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Selasa 14 September 2021.

Pertemuan Tingkat Tinggi PBB dilaksanakan secara virtual pada Senin (13/9) untuk menggalang dukungan negara-negara bagi bantuan kemanusiaan di Afghanistan. Pertemuan tingkat tinggi tersebut diselenggarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan dihadiri oleh pejabat tinggi setingkat menteri dari seluruh negara anggota PBB dan organisasi internasional.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Selain Menlu RI, pertemuan itu juga diikuti oleh para menlu dari 35 negara, antara lain Jerman, Inggris, Turki, Pakistan, Iran, Uni Emirat Arab, dan Norwegia.

Dalam pembukaan pertemuan, Sekjen PBB menyampaikan bahwa kondisi kemanusiaan di Afghanistan telah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terparah di dunia dalam sejarah. Situasi kemanusiaan di negara itu makin diperparah dengan adanya kekeringan, kerusakan infrastruktur layanan publik mendasar, serta pandemi COVID-19.

BMKG Temukan Ketebalan Tutupan Es di Papua Berkurang 4 Meter

Saat ini diperkirakan lebih dari 11 juta warga Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan darurat. Untuk itu, dibutuhkan setidaknya pendanaan sebesar 606 juta dolar AS untuk situasi di Afghanistan. Sekjen PBB mengimbau dukungan negara-negara, terutama secara finansial, untuk memastikan keberlangsungan bantuan bagi masyarakat Afghanistan yang membutuhkan.

Indonesia terus mengharapkan adanya pemerintahan yang inklusif, perlindungan hak asasi manusia (HAM) dan upaya mencegah merebaknya terorisme di Afghanistan. Retno menekankan bahwa pemerintahan yang inklusif adalah kondisi yang penting untuk mewujudkan Afghanistan yang aman serta dapat memulihkan kembali kepercayaan komunitas internasional.

Terkait situasi kemanusiaan terkini, Menlu Retno menegaskan bahwa komunitas internasional memegang tanggung jawab untuk memastikan bantuan tersampaikan secara cepat dan lancar.

"Indonesia berkomitmen memberikan bantuan sebesar US$3 juta (Rp42,75 miliar) kepada masyarakat Afghanistan, melalui mitra lokal yang terpercaya," ujar Menlu Retno saat menyampaikan tentang dukungan konkret Indonesia.

Dari total bantuan Indonesia tersebut, sebesar US$150.000 diperuntukkan bagi bantuan kemanusiaan dalam situasi darurat. Sementara sebesar US$2,85 juta ditujukan untuk mendukung pembangunan di Afghanistan selama 3 tahun ke depan, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan pertambangan.

Pada akhir pernyataannya, Menlu Retno menyampaikan komitmen berkelanjutan Indonesia untuk terus mendukung upaya perbaikan dan pembangunan kembali Afghanistan. Menurut dia, solidaritas internasional dalam pertemuan tersebut merupakan momentum yang baik untuk mendorong lompatan positif bagi tercapainya perdamaian berkelanjutan bagi masyarakat Afghanistan.

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, Indonesia telah secara konsisten memberikan bantuan bagi pembangunan di Afghanistan. Total bantuan yang telah disampaikan oleh Indonesia kepada Afghanistan hingga saat ini mencapai US$10 juta.

Kontribusi tersebut diberikan diantaranya melalui program kerja sama trilateral dan peningkatan kapasitas di bidang UMKM, pemberdayaan perempuan, pemerintahan yang baik, serta pengelolaan sumber daya alam di Afghanistan. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya