Logo BBC

Pengalaman Ngeri Perempuan Afghanistan Melahirkan di Rezim Taliban

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Fasilitas kesehatan utama di seluruh Afghanistan runtuh... angka kematian ibu, angka kematian anak, sayangnya akan meningkat," kata Dr Wahid Majrooh, kepala kesehatan masyarakat, yang merupakan satu-satunya menteri yang masih menjabat sejak Kabul jatuh bulan lalu.

Ia berjanji memperjuangkan kesehatan warga Afghanistan, tetapi menghadapi perjuangan yang berat.

Negara yang dikepung oleh daratan itu telah terputus dari dunia.

Ketika pasukan asing mulai ditarik, naiknya Taliban ke tampuk kekuasaan menyebabkan bantuan asing yang banyak mendanai sistem perawatan kesehatan Afghanistan dibekukan.

Para pendonor dari negara-negara Barat, termasuk AS dan kelompok seperti WHO, mengaku kesulitan memberikan dana kepada Taliban dan pasokan medis ke bandara Kabul yang kacau.

Baca juga:

Akibatnya, akses ke persediaan penyelamat hidup dan obat-obatan untuk kesehatan reproduksi perempuan sangat terpengaruh. Ini sangat disayangkan mengingat penyebaran virus corona.

"Tidak ada persiapan untuk kemungkinan gelombang keempat Covid," kata Dr Majrooh.

Di unit bersalin bidan Abida, pembekuan dana berarti mereka juga tidak dapat menjalankan layanan ambulans mereka. Tidak ada uang untuk bahan bakar.

"Beberapa malam yang lalu, seorang ibu hampir melahirkan dan segera meminta ambulans karena ia sangat kesakitan. Kami harus memberitahunya untuk mencari taksi, tetapi tidak ada yang tersedia.

"Ketika ia akhirnya berhasil menemukan mobil, sudah terlambat - ia melahirkan di dalam mobil dan menjadi tidak sadar selama beberapa jam karena rasa sakit yang parah dan cuaca panas yang ekstrem. Kami berpikir ia tak akan selamat. Bayi itu juga dalam kondisi yang sangat berbahaya, dan kami tidak memiliki apa-apa untuk merawat salah satu dari mereka," kata Abida.

Untungnya, bayi perempuan yang baru lahir itu selamat. Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit yang sangat kekurangan dana, sang ibu dipulangkan.

"Kami bekerja lembur, siang dan malam, untuk menyatukan sistem tetapi kami membutuhkan dana," kata Dr Kanem dari UNFPA.