Logo BBC

Pengalaman Ngeri Perempuan Afghanistan Melahirkan di Rezim Taliban

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Suami saya adalah orang miskin yang bekerja untuk memberi makan anak-anak kami, jadi mengapa saya harus memintanya pergi ke pusat kesehatan bersama saya?" kata Zarmina, yang sedang hamil lima bulan, di provinsi Nangarhar.

Baca juga:

Abida mengatakan persyaratan pendamping laki-laki berarti bahwa, bahkan dengan bidan dan klinik yang kekurangan sumber daya, banyak perempuan seperti Zarmina tidak dapat melakukan pemeriksaan penting.

Demikian pula, banyak petugas kesehatan perempuan tidak dapat bekerja.

WHO menghitung bahwa ada 4,6 dokter, perawat dan bidan per 10.000 warga Afghanistan - hampir lima kali di bawah apa yang dianggapnya sebagai "ambang yang kritis".

Angka itu sekarang cenderung lebih rendah, mengingat banyak yang berhenti bekerja atau telah meninggalkan negara itu sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.


Pada akhir Agustus, Taliban meminta petugas kesehatan perempuan untuk kembali bekerja, namun "butuh waktu untuk membangun rasa percaya, untuk memastikan mereka tak menghadapi masalah apapun," ujar Dr Majrooh.

"Segalanya berubah dalam semalam," tutur Dr Nabizada, ginekolog perempuan di Kabul yang mengundurkan diri ketika Taliban berkuasa dan menunggu sia-sia selama 24 jam di luar bandara Kabul, putus asa untuk melarikan diri.

Mantan rekan-rekannya berhasil melarikan diri dari Afghanistan atau berhenti bekerja untuk tinggal di rumah dengan aman.

"Tetangga saya hamil 35 minggu dan perlu menetapkan tanggal untuk operasi caesar. Tapi telepon dokternya tidak aktif. Dia sangat tegang dan khawatir, serta belum merasakan gerakan bayinya."

Afghanistan
BBC

Sementara itu, staf layanan kesehatan publik belum menerima gaji setidaknya selama tiga bulan. Abida adalah salah satunya.