Militer Myanmar Lancarkan Serangan Udara, Putus Jaringan Komunikasi

Pengunjuk rasa yang bergabung menjadi anggota milisi hadir dalam pelatihan yang dipimpin oleh Karen National Union (KNU), di tengah protes terhadap kup militer, di negara bagian Karen, Myanmar, Jumat, 9 April 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Militer Myanmar akhir pekan lalu melancarkan serangan udara setelah bentrok di wilayah Sagaing dengan para gerilyawan penentang junta, menurut laporan media dan seorang anggota milisi, Selasa 28 September 2021. Sementara itu, jaringan telepon dan internet di beberapa daerah terputus.

Rekam Jejak Luar Biasa Raja Aibon Kogila 821 Hari Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

Negara di Asia Tenggara tersebut jatuh ke jurang krisis sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari. Kudeta itu mengakhiri upaya yang sedang dijalani Myanmar untuk menuju demokrasi, juga memicu kemarahan di dalam dan luar negeri. Selain itu, kudeta memicu Pasukan Pertahanan Rakyat (PDFs) melancarkan aksi penentangan terhadap militer.

Situs berita DVB melaporkan bahwa serangan udara berlangsung ketika militer melancarkan serangan di kawasan Pinlebu di Sagaing, Myanmar barat laut. Laporan tersebut mengutip keterangan warga yang mendengar suara pesawat dan ledakan pada Sabtu 25 September 2021 malam sebelum saluran telepon dan internet mati.

Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila

Seorang anggota PDF di Pinlebu, yang berbicara lewat telepon dari luar kawasan tersebut, membenarkan informasi bahwa serangan udara terjadi. Namun, ia mengatakan sejauh ini tidak ada korban di pihak kelompoknya.

"Kami tidak bisa mengontak mereka karena jaringan internet dan telepon mati," kata aktivis tersebut.

LIVE: Momen Bersejarah Raja Aibon Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak TNI ke Letkol Danu

Reuters tidak dapat secara independen memastikan kebenaran keterangan-keterangan tersebut. Juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.

Pemerintah Kesatuan Nasional (NUG) mengatakan berbagai jenis senjata, termasuk sebuah granat berpeluncur roket serta beberapa senjata kecil dan peluru dalam pertempuran tersebut, sudah diamankan. NUG adalah pemerintah bayangan yang dibentuk oleh para anggota parlemen yang terdepak dan oleh kalangan penentang junta.

Pertumpahan darah meningkat di daerah-daerah seperti Sagaing setelah kelompok gerilyawan NUG pada 7 September menyatakan pemberontakan. Kelompok itu juga meminta PDFs agar menetapkan junta beserta aset-aset mereka sebagai target serangan.

Sebelumnya dalam konflik, militer beberapa kali memutus jaringan internet, terutama di kota-kota, dalam upaya untuk mengekang demonstrasi. Militer sejak Kamis (23/9) telah memutus akses internet di 11 distrik yang dilanda konflik di Negara Bagian Chin dan di wilayah Magway, menurut laporan situs berita Myanmar Now yang mengutip para warga dan anggota PDFs.

Beberapa kelompok gerilyawan juga menyatakan diri sebagai pelaku peledakan sejumlah menara telekomunikasi Mytel, perusahaan yang sebagian dikendalikan oleh militer. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya