Dubes Ungkap Begitu Terpukulnya Pasar Tenaga Kerja di Uni Eropa

Suasana di pabrik rokok. (foto ilustrasi)
Sumber :

VIVA – Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket mengatakan pasar tenaga kerja saat ini sangat lemah akibat pandemi COVID-19.

Siapkan Tenaga Kerja yang Kompeten, Kemnaker Ajak Jepang Investasi Pelatihan Bahasa

"COVID-19 menghantam Eropa sama parahnya dengan Indonesia. Anak-anak muda sulit mencari pekerjaan dan saat ini pasar tenaga kerja sangat lemah," kata Vincent Piket dalam diskusi virtual bertajuk "Pemulihan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi" di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan perekonomian yang menurun dapat menimbulkan masalah lebih besar bagi masyarakat, khususnya para tenaga kerja muda yang tidak terserap dalam industri.

Bertemu Pelayanan Imigrasi Kementerian Kehakiman, Kemnaker Berharap Banyak Peserta SSW di Jepang

"Orang-orang muda yang memasuki dunia kerja akan merasa lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan pertama mereka. Lebih dari 100 juta orang Eropa menghadapi kenyataan baru dan menantang," kata Dubes Piket.

Selain itu, dia mengungkapkan tentang jutaan guru di seluruh Eropa yang harus beradaptasi dengan cepat karena penutupan sekolah-sekolah selama pandemi.

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

"Guru tetap berada di garis depan untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap berlanjut. Guru harus berinovasi dengan pembelajaran jarak jauh untuk siswa mereka," kata dia.

Dubes Piket mengatakan para pekerja dalam bidang pendidikan tinggi di Eropa telah menunjukkan ketahanannya untuk mengatasi tantangan selama pandemi COVID-19.

Terkait pemulihan dalam bidang pendidikan, ia mengatakan kebijakan dan investasi pendidikan serta pelatihan diarahkan untuk bertransisi ke ranah digital yang inklusif.

"(Kita perlu) melatih generasi masa depan dalam menciptakan pengetahuan lintas batas, disiplin dan budaya untuk masyarakat yang tangguh, inklusif dan berkelanjutan," kata Dubes Piket.

Ia menambahkan literasi digital adalah suatu keharusan, terlebih lagi di dunia pasca-COVID-19.

"Semua pembelajaran dan pekerjaan di semua sektor akan membutuhkan beberapa bentuk keterampilan digital ... rata-rata dua dari lima orang Eropa berusia 14-74 tidak memiliki keterampilan ini," ujarnya.

Uni Eropa memberikan insentif bagi 5.000 institusi pendidikan tinggi di seluruh Eropa untuk beradaptasi dengan kondisi pasca-COVID-19. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya