Taliban Bantai 13 Orang dari Etnis Hazara Termasuk Remaja Wanita

Prajurit Taliban berjaga di jalanan menyusul pembukaan kembali bank dan pasar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/aww

VIVA – Taliban membantai setidaknya 13 anggota etnis Hazara termasuk seorang remaja perempuan yang baru berusia 17 tahun. Pembunuhan ini terjadi di Provinsi Daykundi tak lama setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di sana sebagaimana disampaikan oleh Amnesty International.

Terungkap Motif Suami Bunuh Istri Lalu Timbun Jasad Korban Dalam Rumah di Makassar

Diketahui pada 30 Agustus 2021, sebuah konvoi berisi 300 orang milisi Taliban memasuki Distrik Khidr dan membunuh 11 mantan tentara Afghanistan ANSF yang mana 9 orangnya langsung diciduk dan dieksekusi saat itu juga di sekitar sungai di sana, dilansir oleh Aljazeera.

Sementara seorang remaja yang menjadi korban bernama Masuma yang dibunuh di lokasi di mana Taliban menargetkan menghabisi tentara Afghanistan. Korban sipil lainnya adalah Fayaz, seorang tang baru menikah dan masih berusia20 tahunan.

Jasad Wanita Tinggal Tulang Ditemukan Ditimbun Dalam Rumah di Makassar, Diduga Dibunuh Suami

Para korban tentara Afghanistan berada di rentang usia 26 tahun hingga 46 tahun. Semua korbannya berasal dari suku Hazara. Pembantaian ini terhadap etnis Hazara oleh Taliban adalah sudah yang kedua yang didokumentasikan Amnesty. Sebelumnya pada 19 Agustus 2021 dilaporkan juga terjadi pembunuhan terhadap setidaknya 9 orang pria Hazara.

Diketahui bahwa Taliban dan rival mereka ISIS Khorasan yang merupakan afiliasi ISIL secara agresif menargetkan warga Hazara yang merupakan mayoritas populasinya adalah Syiah Afghanistan.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Namun pada awal September, Taliban pernah membantah pembunuhan tersebut. Pejabat polisi Taliban di Daykundi Saidqullah Abed tak membenarkannya dan hanya menyebutkan dalam bentrokan dengan pasukan ANSF, milisinya ada yang terluka.

Namun mantan anggota Parlemen dari provinsi di Afghanistan bernama Raihana Azad membenarkan temuan Amnesty tersebut. Dia mengatakan bahwa pembunuhan yang dilakukan pada akhir Agustus 2021 sangat brutal.

Sekjen Amnesty International Agnes Callamard kemudian merespons pembantaian itu.

"Eksekusi berdarah dingin ini menjadi bukti bahwa Taliban masih melakukan kekerasan yang mengerikan dan sangat brutal sejak mereka kembali menguasai Afghanistan," kata Callamard.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya