Akal-akalan Jenderal Burhan, Kudeta Sudan Disebut Cegah Perang Sipil

Demo massa di Khartoum, Sudan usai kudeta
Sumber :
  • Video BBC

VIVA – Pemimpin kudeta militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan bahwa pihaknya melakukan kudeta demi mencegah perang sipil terjadi di negara itu. Dia mengatakan bahwa PM Abdalla Hamdok yang sempat ditempatkan di rumah dinas jenderal kini sudah dikembalikan ke rumahnya.

Sosok 'Jenderal Pembangkang' pada Masa Rezim Soeharto, Kini Raih Pangkat Bintang 5

Sebagaimana dilansir laman BBC, aksi protes terus berlanjut di Ibu Kota Sudan, Khartoum. Pembakaran dilakukan yang menyebabkan jalan-jalan tertutup begitu juga dengan jembatan. Toko-toko di sana juga tak bisa buka.

Diketahui setidaknya 10 orang korban tewas pascaterjadinya kudeta di Sudan ini.

4 Sosok Jenderal Bintang 4 Kelahiran Tanah Sunda, Pernah Jadi KSAD dan Panglima TNI

"Bahaya yang kita saksikan pada pekan lalu itu akan bisa menyebabkan dimulainya perang sipil," kata Jenderal Burhan dalam konferensi pers, Selasa 26 Oktober 2021.

"Apabila PM berada di rumahnya maka kami khawatir dia akan terancam bahaya," lanjut dia.

Sosok Jenderal Termuda di Lingkungan Polri, Raih Bintang Satu Saat Berusia 45 Tahun

Dia mengatakan sengaja mengambil alih kekuasaan dan menahan para pemimpin politik dan negara itu serta mendeklarasikan situasi negara darurat. Hal itu menurut sang jenderal perlu dilakukan karena selama ini menyulut warga sipil melawan pasukan keamanan.

Namun menurut informasi media di Sudan, Jenderal Burhan diduga sudah lama membuat daftar panjang menteri dan politikus yang akan dia tahan itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa memang pengambilalihan kekuasaan ini sudah terencana dengan baik.

Kudeta yang terjadi di Sudan itu juga mendapat kecaman dunia. AS, Inggris, Uni Eropa dan Uni Afrika yang mana Sudan menjadi anggotanya juga sudah meminta agar militer segera membebaskan para menteri dan politikus yang ditahan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya