Joker yang Serang Penumpang Kereta Tokyo Menyesal Gagal Bunuh Orang

Pria berpakaian joker menikam 17 orang di kereta bawah tanah di Tokyo, Jepang.
Sumber :
  • WorldofBuzz

VIVA – Beberapa hari yang lalu pada malam Halloween 31 Oktober 2021 terjadi insiden mengerikan di kereta bawah tanah Tokyo, Jepang. Seorang pria berpakaian joker bernama Kyota Hattori melukai 17 orang di sebuah kereta di Tokyo.

Yen Amblas ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Menkeu Jepang Bakal Ambil Tindakan

Pria berusia 24 tahun itu mengenakan setelan ungu dan kemeja hijau, menampilkan dirinya sebagai Joker dari Batman. Pihak kepolisian Jepang langsung menangkap pelaku setelah tragedi tersebut.

Dalam sebuah laporan oleh Japan News, perwira senior dari Departemen Kepolisian Metropolitan, mengungkapkan Hattori menyemprotkan pestisida ke mata seorang pria berusia 72 tahun sebelum menikamnya di dada dengan pisau sepanjang sekitar 30 sentimeter. Dia juga menusuk paru-paru korban menggunakan pisau. Korban saat ini dalam kondisi kritis.

Kento Momota Announces His Resignation from Badminton

Pria itu kemudian pindah ke gerbong lain, kemudian menuangkan cairan pemantik api, mencoba membakar kursi. Sebanyak 16 penumpang lainnya menderita luka ringan akibat insiden tersebut serta menghirup asap.

Hattori dilaporkan menyatakan menyesal karena gagal membunuh orang di kereta malam itu. Selama penyelidikan, Hattori mengatakan kepada penyelidik bahwa dia sangat mengagumi karakter Joker.

Viral Oknum TNI Diduga Diam-diam Foto Penumpang di Kereta, Ini Kata KAI

Dia juga mengakui bahwa dia ingin membunuh orang dan diberi hukuman mati. Juga dilaporkan bahwa Hattori telah merencanakan serangan itu pada awal Juni tahun ini. 

Menurut kantor berita NHK, polisi mengatakan bahwa dua jam sebelum serangan, Hattori mengunjungi distrik Shibuya di Tokyo, yang merupakan pusat bagi pengunjung pesta untuk merayakan Halloween.

Hattori mengatakan kepada penyelidik bahwa segala sesuatunya "tidak berjalan baik dengan pekerjaan dan teman-teman" dan dia merencanakan serangan itu pada awal Juni. Hattori tiba di Tokyo bulan lalu, setelah kehilangan pekerjaannya dan melakukan perjalanan melintasi beberapa kota besar sebelum mencapai Tokyo.

Dia menambahkan bahwa dia menarget kereta ekspres karena dia tahu akan memiliki lebih banyak penumpang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya