Aktivis Protes Keterlibatan Sponsor Penghasil Plastik di COP26

COP26
Sumber :
  • Dokumentasi

VIVA – Sejumlah aktivis pendukung gerakan Break Free From Plastic (BFFP) melakukan aksi di area konferensi iklim Blue Zone COP26, Rabu 10 November 2021 waktu setempat.  Mereka memprotes keterlibatan Unilever sebagai mitra utama di Konferensi Tingkat Tinggi PBB. Aktivis lingkungan dari Indonesia ikut dalam aksi tersebut. 

Geopark Merangin, Situs Ratusan Juta Tahun yang Jadi Warisan Dunia UNESCO

Bulan lalu, BFFP meluncurkan laporan Audit Merek Global 2021, mengungkapkan merek barang konsumen terburuk yang berkontribusi terhadap krisis polusi plastik. Coca-Cola Company dan PepsiCo dinobatkan sebagai pencemar plastik teratas selama empat tahun berturut-turut, dan Unilever telah naik ke peringkat ketiga pada tahun yang sama saat menjabat sebagai Mitra Utama untuk COP26.

Peserta aksi menilai peran Unilever dalam COP26 sangat memalukan mengingat 99% plastik terbuat dari bahan bakar fosil. Merek seperti Unilever memungkinkan rencana perusahaan bahan bakar fosil untuk mengalihkan fokus mereka ke plastik saat sektor energi menghilangkan karbon, dan penggunaan kemasan plastik oleh merek konsumen menghalangi masa depan bebas fosil.

Menguak Sejarah dan Penyebab Selat Muria yang Hilang

"Di Indonesia kami melihat U banyak melakukan janji kosong terkait recycle. Apa yang mereka janjikan untuk mendaur ulang plastik yang diproduksi oleh mereka tidak dilakukan," kata Yuyun Ismawati, dari Aliansi Zero Waste Indonesia/Nexus3 yang ditemui VIVA di lokasi aksi. 

Unilever Bakal PHK 7.500 Pekerja Secara Global, Ini Alasannya

Keterlibatan aktivis dari Indonesia dalam aksi tersebut menurut Yuyun, karena perusahaan U saat ini berhubungan dengan masyarakat Indonesia? 

“Kami berharap mereka tidak hanya janji kosong terkait dengan sampah plastiknya. Selain itu kami juga menagih janji terkait dengan pengurangan kemasan plastik yang ada dalam road map mereka," ujarnya. 

Aksi dimulai pukul 09.00 waktu setempat dan diikuti sejumlah aktivis dari berbagai negara. Mereka membentangkan spandung bertuliskan “Fueling the climate crisis, with plastic pollution." Sementara di belakang peserta aksi, terlihat plastik hasil produk dari Unilever yang sebagian besar berasal dari Indonesia. 

Ausit merek tahun ini, yang mengumpulkan 330.493 keping plastik dari 45 negara melalui 440 audit merek terorganisir yang dilakukan oleh lebih dari 11.000 sukarelawan, menyoroti bagaimana industri plastik memicu krisis iklim – yaitu seberapa besar merek seperti Coca-Cola, PepsiCo, dan Unilever, mendorong ekspansi industri bahan bakar fosil dalam produksi plastik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya