Jokowi: Indonesia Berkomitmen Bantu Afghanistan

Presiden Jokowi, Menlu Retno Marsudi dan Seskab Pramono Anung
Sumber :
  • Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan Indonesia dalam membantu krisis kemanusiaan yang kini semakin parah terjadi di Afghanistan. Persoalan di negara yang puluhan tahun berkonflik itu, semakin memburuk usai Taliban kembali mengambil alih pemerintahan dari pemerintahan Ashraf Gani.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Krisis kemanusiaan di negara itu belakangan diketahui makin memburuk karena pemerintahan inklusif yang belum terwujud. Atas kondisi tersebut, Presiden Jokowi menegaskan pemerintah Indonesia berjanji turut memberikan bantuan bagi rakyat Afghanistan.

Hal tersebut diutarakan Presiden Jokowi saat berbicara secara virtual pada Sesi Retreat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13, yang digelar secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat, 26 November 2021.

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

"Saat ini, pemerintahan inklusif belum terwujud. Situasi kemanusiaan memburuk. Sekitar 23 juta rakyat Afghanistan terancam krisis pangan. Bantuan kemanusiaan menjadi prioritas. Kami berkomitmen memberikan bantuan, termasuk untuk bantuan kapasitas," ucap Jokowi dilansir dari keterangan pers yang dilansir dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.

Presiden Jokowi Menghadiri KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 Secara Virtual

Photo :
  • Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi

Beasiswa Untuk Perempuan Afghanistan

Selain isu kemanusiaan, ada dua isu yang jadi perhatian Indonesia. Pertama, pemberdayaan perempuan. Presiden Jokowi mengingatkan bahwa penghormatan hak-hak perempuan adalah salah satu janji kelompok Taliban.

Berkaitan dengan hal tersebut, Indonesia ingin berkontribusi secara konkret agar janji tersebut dapat terwujud. Diantaranya, melalui Indonesia-Afghanistan Women Solidarity Network yang akan dimanfaatkan untuk kerja sama pemberdayaan perempuan ke depan.

"Kami juga siap memberikan beasiswa pendidikan bagi perempuan Afghanistan. Kami akan terus lanjutkan upaya pemberdayaan perempuan Afghanistan melalui kerja sama dengan berbagai pihak," ucap Kepala Negara.

Kerja Sama Ulama

Presiden Jokowi memahami betul peran penting ulama di masyarakat. Pada tahun 2018, Indonesia sendiri menjadi tuan rumah pertemuan trilateral ulama Afghanistan-Pakistan-Indonesia untuk mendukung proses perdamaian.

"Meskipun situasi Afghanistan sudah berbeda, namun ulama tetap berperan penting. Kami siap memfasilitasi dialog antara ulama, termasuk ulama Afghanistan," sambungnya.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya