Logo ABC

Penglihatan Buruk, Pengungsi Afghan Sukses Usaha di Australia Selatan

Pengungsi Afghan dari suku Hazara, Didar Ali dan putrinya Raihana, berhasil menjalankan usaha toko barang kebutuhan sehari-hari di daerah Naracoorte, Australia Selatan. (ABC South East SA: Bec Whetham)
Pengungsi Afghan dari suku Hazara, Didar Ali dan putrinya Raihana, berhasil menjalankan usaha toko barang kebutuhan sehari-hari di daerah Naracoorte, Australia Selatan. (ABC South East SA: Bec Whetham)
Sumber :
  • abc

Didar Ali hafal hampir semua barang yang ada di tokonya hanya dengan menyentuh dan mencium baunya, setelah kondisi penglihatannya kian menurun.

Sejak membuka toko Daily Market pada tahun 2014 di daerah Naracoorte, Australia Selatan, penglihatan mantan pengungsi Afhan itu perlahan-lahan memburuk. Tapi dia jarang memikirkannya.

"Sangat tak ingin memikirkan apa yang akan terjadi pada mataku. Saya ingin hidup bahagia," ujar Didar.

"Saya berusaha menggunakan pikiran, hati atau tangan saya dalam bekerja," katanya kepada ABC.

Tampaknya Didar cukup berhasil. Selama tujuh tahun menjalankan usaha tokonya, dia sudah memiliki pelanggan setia, melayani kebutuhan sehari-hari warga dari latar belakang budaya yang banyak bermukim di kawasan antar Melbourne dan Adelaide itu.

"Saat pertama kali datang ke sini, belum ada yang menjual bahan makanan asal negara kami. Harus menempuh lima jam perjalanan ke Adelaide atau Melbourne untuk mendapatkannya," kata Didar.

Dia membuka toko barang kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat asal Afghanistan yang kian berkembang. Kini dia mengimpor ratusan barang produksi dari puluhan negara.

Migran asal Laos, Iran, Samoa, dan negara lainnya yang tinggal di sekitar Naracoorte, kini ramai datang ke toko Didar untuk membeli teh, rempah-rempah, minuman ringan, mainan anak-anak, ikan beku, hingga sayuran.

"Saya tahu dari negara mana sebagian besar bahan makanan ini berasal dan apa yang disukai oleh konsuen," katanya.