WHO: Terlalu Dini Anggap COVID-19 seperti Flu saat Omicron Menyebar

Logo WHO.
Sumber :
  • WHO

VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Selasa, 11 Januari 2022, mengatakan COVID-19 varian Omicron bakal menginfeksi lebih dari separuh warga Eropa, tetapi sebaiknya jangan dulu dianggap sebagai penyakit endemis seperti flu.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Eropa mencatat lebih dari 7 juta kasus baru pada pekan pertama 2022, dua kali lipat lebih dari periode dua pekan, kata direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge saat konferensi pers.

"Pada tingkat ini, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperkirakan bahwa lebih dari 50 persen populasi di kawasan tersebut akan terinfeksi Omicron dalam 6-8 pekan ke depan," kata Kluge, merujuk pada pusat penelitian di Universitas Washington.

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

Sebanyak 50 dari 53 negara di Eropa dan Asia Tengah melaporkan kasus varian yang lebih menular tersebut, katanya.

Namun, muncul bukti bahwa Omicron memengaruhi saluran pernapasan atas ketimbang paru-paru, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan dari varian sebelumnya.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Kendati demikian, WHO memperingatkan lebih banyak studi diperlukan untuk membuktikan hal itu.

Omicron varian baru Covid-19 (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock

Pada Senin Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan mungkin sudah saatnya untuk mengubah cara melacak evolusi COVID-19 daripada menggunakan metode serupa untuk flu, sebab tingkat kematiannya sudah menurun.

Itu artinya akan memperlakukan virus seperti penyakit endemi, bukan pandemi, tanpa mencatat kasus dan tanpa memeriksa setiap orang yang bergejala.

Namun, itu "masih jauh", kata pejabat kedaruratan senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, saat konferensi pers. Menurutnya, endemisitas menghendaki penularan yang stabil dan dapat diprediksi.

"Kita masih mempunyai segudang ketidakpastian dan satu virus yang berkembang dengan pesat, yang menghadirkan tantangan baru. Kita tentu saja tidak berada pada titik di mana kita dapat menyebutnya endemi," kata Smallwood.

"Pada waktunya nanti bisa saja menjadi endemi, namun menetapkannya [terjadi] pada 2022 agak sulit di tahap ini." (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya