Negara Lain Belum Booster, Israel Sudah Sebut Vaksin ke-4 Kurang Ampuh

Ilustrasi vaksin COVID-19
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA – Studi awal di Israel menunjukkan bahwa suntikan dosis ke-4 vaksin COVID-19 meningkatkan kadar antibodi yang lebih tinggi dari dosis ke-3, namun tidak cukup manjur untuk mencegah infeksi Omicron.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Pusat Medis Sheba Israel telah menyuntikkan dosis penguat (booster) ke-2 pada uji coba di kalangan staf mereka dan meneliti efek booster Pfizer pada 154 orang setelah dua pekan. Booster Moderna juga diteliti pada 120 orang setelah sepekan, kata direktur Unit Penyakit Menular Gili Regev-Yochay.

Kelompok eksperimen itu dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan dosis ke-4. Partisipan kelompok Moderna adalah penerima dosis ke-3 vaksin Pfizer, kata pihak rumah sakit.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dosis ke-4 meningkatkan kadar antibodi "bahkan sedikit lebih tinggi dibanding dengan apa yang kami peroleh dari dosis ketiga," kata Regev-Yochay.

"Tetapi, ini mungkin belum cukup (melawan) Omicron," katanya kepada awak media. "Kini kami tahu bahwa kadar antibodi diperlukan untuk melindungi,  dan mencegah infeksi Omicron mungkin terlalu tinggi bagi vaksin, sekalipun itu vaksin yang bagus."

Kecelakaan KA Rajabasa Tabrak Bus dan Timbulkan Korban Jiwa, KAI Soroti Disiplin Lalu Lintas

Sejumlah temuan yang diungkapkan oleh rumah sakit merupakan temuan pertama di dunia dan masih awal serta belum diterbitkan.

Israel menjadi yang tercepat dalam meluncurkan vaksinasi COVID-19 pertama tahun lalu dan pada Desember otoritasnya mulai memberikan dosis ke-4 alias penguat ke-2 bagi kelompok-kelompok paling rentan dan berisiko tinggi. (Ant/Antara)

Menteri Kesehatan RI  Budi Gunadi Sadikin

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Penyakit arbovirosis atau infeksi yang disebabkan oleh sekelompok virus yang menyebar ke manusia melalui gigitan serangga, terus mengancam secara global. Termasuk DBD.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024