Logo ABC

Kisah Jamal Lari dari Taliban, Malah Jadi Tahanan Imigrasi Australia

Jamal membahas dampak mental delapan tahun yang terakhir. (Supplied)
Jamal membahas dampak mental delapan tahun yang terakhir. (Supplied)
Sumber :
  • abc

Jamal* melarikan diri dari Taliban ke Australia demi keselamatan dirinya.

Namun, penahanan yang dialaminya di Australia, yang tidak tahu sampai kapan, telah meninggalkan luka yang berbekas hingga sekarang.

Peringatan: Cerita ini berisi rincian dan gambar yang bisa membuat Anda merasa tidak nyaman.

Sebagai seorang pengungsi, Jamal menceritakan penderitaan yang dialaminya termasuk pernah membakar dirinya sendiri ketika ditahan di pulau Nauru.

"Saya mengalami luka [bakar] … ini adalah bekas luka yang dalam dan akan membekas seumur hidup saya," katanya kepada ABC.

Pada pertengahan tahun 2013, dibawah pemerintahan PM Paul Rudd saat itu, disebutkan pencari suaka yang tiba datang ke Australia dengan perahu tidak akan diizinkan tinggal, bahkan jika status mereka pengungsi.

Kebijakan yang sama terus dipakai oleh Pemerintah Australia hingga saat ini.

Inilah yang membuat orang-orang seperti Jamal hidup dalam ketidakpastian di Australia selama bertahun-tahun, menurut kelompok hak asasi pengungsi.

Jamal sendiri sudah hidup di dalam tahanan di Australia selama delapan tahun.

Saat ini ia tinggal di hotel tahanan imigrasi, yakni Park Hotel, Melbourne, yang juga menjadi tempat di mana Novak Djokovic pernah ditahan setelah Pemerintah Australia membatalkan visanya.