Jokowi-PM Singapura Bahas Krisis Myanmar, Ini Pandangan Keduanya

PM Singapura Lee Hsien Loong saat berada di Bintan bertemu Presiden Jokowi
Sumber :
  • YouTube Sekretariat Presiden

VIVA – Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri (M) Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat membahas sejumlah isu di kawasan ASEAN. Termasuk isu geopolitik dan keamanan di Asia Tenggara. Presiden Jokowi dan Lee setuju perlunya negara-negara di ASEAN semakin memperkuat persatuan dalam menghadapi tantangan yang makin kompleks pada masa depan.

Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral

"Terakhir PM Lee dan saya juga melakukan tukar pandangan mengenai beberapa isu kawasan. Indonesia dan Singapura memiliki kesamaan pandangan mengenai pentingnya memperkuat kesatuan, cara kerja dan kelembagaan ASEAN agar ASEAN siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan," kata Jokowi di Bintan, Kepulauan Riau pada Selasa 25 Januari 2022

Hal lainnya yang juga menjadi pembahasan yakni mengenai konflik yang sampai saat ini masih terjadi di Myanmar. Mengenai konflik yang terjadi di Myanmar, Indonesia dan Singapura memiliki kesamaan pandangan harus menjunjung tinggi lima poin konsensus yang telah disetujui negara-negara di ASEAN sebelumnya.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

"Mengenai Myanmar kita sangat prihatin melihat perkembangan situasi di Myanmar. Indonesia dan Singapura memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya pelaksanaan Five Point Consensus. Konsensus ini merupakan keputusan ASEAN pada tingkat tinggi dan harus dihormati oleh semua," ujarnya.

Indonesia dan Singapura juga sepakat bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar harus menjadi perhatian utama. Oleh karena itu bantuan kemanusiaan perlu terus didorong dan diberikan tanpa diskriminasi ke rakyat Myanmar yang menjadi korban krisis politik di negara tersebut. 

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

"Saya juga menyampaikan mengenai pentingnya penguatan kelembagaan ASEAN agar Asian lebih tangguh dan mampu merespons berbagai tantangan baru di masa mendatang," ujarnya lagi.

Adapun 5 poin konsensus mengenai situasi di Myanmar yakni pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya. Kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak terkait, mulai mencari solusi damai untuk kepentingan rakyat.

Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN. Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya