Jejak AS di Krisis Rusia-Ukraina, Hal-hal yang Perlu Diketahui

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden.
Sumber :
  • Foreign Policy

VIVA – Ketegangan dua negara antara Ukraina dan Rusia yang kian naik eskalasinya kini menjadi perhatian dunia terlebih mengundang reaksi dari Amerika Serikat (AS) dan NATO. Perkembangan terbaru, AS sendiri sudah menarik semua stafnya dari Kedubes AS di Kiev keluar dari Ukraina.

Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Membuat Tiktok Terancam Diblokir

Hal itu terjadi di tengah ketegangan politik dan keamanan yang terjadi termasuk dengan bersiaganya pasukan Rusia di perbatasan dilansir Aljazeera, Kamis 27 Januari 2022..

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa staf kedutaan yang tidak terlalu krusial perannya dapat meninggalkan Ukraina dengan biaya pemerintah dan bahwa semua orang Amerika harus segera meninggalkan negara itu.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

Berbicara pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri (AS), Antony Blinken menolak seruan untuk segera menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. AS tak ingin hal itu akan dianggap melemahkan kemampuan Barat untuk mencegah potensi agresi Rusia terhadap Ukraina.

Baca Juga: AS dan Sekutu Eropa Mulai Beda Sikap soal Ukraina? Ini Kata Menlu

Wamenhan Rusia Ditangkap Atas Dugaan Korupsi

“Tujuan dari sanksi itu adalah untuk mencegah agresi Rusia. Jadi jika dipicu sekarang, Anda kehilangan efek jera,” kata Blinken kepada CNN Amerika dalam sebuah wawancara pada hari Minggu.

Lalu apa saja sebenarnya hal-hal yang perlu diketahui dalam krisis Ukraina dan ketegangan yang terjadi antara Rusia dan AS di dalamnya?

1. Jejak Krisis Ukraina

Ketegangan antara Ukraina dan Rusia mencapai puncaknya dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu terjadi dengan penambahan pasukan Rusia di dekat perbatasan kedua negara yang memicu kekhawatiran bahwa Moskow dapat melancarkan invasi.

Ukraina telah memperingatkan bahwa Rusia sedang mencoba untuk mengacaukan negara itu sebelum invasi militer yang direncanakan. Sementara kekuatan Barat telah berulang kali memperingatkan Rusia terhadap tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina.

Kremlin membantah bahwa pihaknya berencana untuk menyerang. Di sisi lain Rusia menganggap bahwa dukungan NATO untuk Ukraina termasuk peningkatan pasokan senjata dan pelatihan militer merupakan ancaman yang berkembang di sisi barat Rusia.

2. Pengerahan Kekuatan Rusia

Bagaimana situasi di perbatasan? Seperti dilansir dari CNN Amerika, AS dan NATO menggambarkan pergerakan dan konsentrasi pasukan di sekitar Ukraina sebagai tindakan yang tidak biasa.

Sebanyak 100.000 tentara Rusia tetap dikumpulkan di perbatasan Ukraina, meskipun ada peringatan dari Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Eropa tentang konsekuensi serius jika Putin melanjutkan invasi.

Dalam temuan intelijen AS pada bulan Desember memperkirakan bahwa Rusia dapat memulai serangan militer di Ukraina secepat awal 2022.

3. Intervensi AS di Krisis Ukraina 

Sikap Amerika Serikat dalam situasi ini ditunjukkan melalui Presiden Joe Biden mengatakan kepada Presiden Ukraina Zelensky awal bulan ini melalui panggilan telepon. Isi pembicaraan itu bahwa AS dan sekutunya akan merespons dengan tegas jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut. AS selama ini memposisikan diri sebagai penyokong pemerintah sah Ukraina.

Namun kemudian Biden tampaknya merusak pesan itu ketika dia menyarankan selama konferensi pers Gedung Putih bahwa serangan kecil oleh Rusia akan menimbulkan respons minimal pula dibandingkan bila ada invasi besar oleh Kremlin.

Biden juga bersumpah konsekuensi ekonomi yang keras akan diberikan kepada Rusia jika Putin mengirim pasukannya ke perbatasan.

Ia menyarankan negara-negara Barat tidak sinkron sikapnya tentang apa yang harus dilakukan juga memastikan posisi mereka. "Ada perbedaan di NATO mengenai apa yang ingin dilakukan negara, tergantung pada apa yang terjadi," kata Biden.

Pernyataannya yang agak membingungkan itu kemudian diklarifikasi kembali oleh pihak Gedung Putih.

"Presiden Biden telah menjelaskan kepada Presiden Rusia. Jika ada pasukan militer Rusia bergerak melintasi perbatasan Ukraina itu adalah invasi baru, dan itu akan disambut dengan tanggapan cepat, keras, dan terpadu dari Amerika Serikat dan sekutu kami," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan persnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya