Pertempuran Penjara Kurdi-ISIS, Anak Segala Bangsa Luka hingga Tewas

Lokasi Kota Hasaka dan Penjara Ghwayran di Suriah
Sumber :
  • Google maps/BBC

VIVA – Setelah hampir seminggu bertempur dengan pejuang ISIL/ISIS, penduduk dan personel militer pimpinan Kurdi di Provinsi Hassakeh Suriah timur laut akhirnya merayakan kemenangan pada hari Rabu, 26 Januari 2022.

Kim Jong Un Dikabarkan Punya Selingkuhan Seorang Penyanyi, Hingga Punya Anak Bersama

Seperti dilansir Aljazeera, Jumat, 27 Januari 2022, sejak 6 hari lalu ISIS meluncurkan upaya untuk membebaskan sekitar 3.500 kombatannya yang ditahan di penjara Al-Sina'a, salah satu yang penjara terbesar di wilayah Ghwayran.

Pejuang ISIS menyerbu penjara dalam salah satu serangan paling ambisius sejak jatuhnya kekhalifahan ISIS ke pasukan koalisi yang didukung AS dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi pada akhir 2019 silam.

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Pada bentrokan berikutnya menyebabkan lebih dari 180 orang tewas. PBB memperkirakan bahwa 45.000 penduduk telah mengungsi akibat serangan ISIS.

Bentrokan di sekitar penjara juga membawa perhatian baru pada masalah lama yakni adanya ratusan tahanan anak yang ditempatkan di penjara. Mereka kebanyakan anak-anak dari pejuang ISIS dari seluruh penjuru dunia. Akan tetapi ditinggalkan di dalam penjara selama dua tahun karena pemerintah masing-masing asal negaranya gagal untuk memulangkan mereka.

Viral Sosok Wanita Tersubur di Dunia, Lahirkan 44 Orang Anak Tanpa Suami yang Menafkahi

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengatakan sekitar 700 anak ditampung di penjara. Sementara badan anak-anak PBB UNICEF menyebutkan jumlahnya 850 orang.

“Kami berbicara tentang anak laki-laki seusia 11 atau 12 tahun,” kata Sonia Khush, Direktur Unit Reaksi Suriah dengan badan amal Save the Children yang berbasis di Inggris.

Selama hampir seminggu, para tahanan anak terjebak di penjara yang penuh bombardir pertempuran di antara pejuang Kurdi dan ISIS yang bersenjata. Mereka, anak-anak itu kekurangan makanan, air, dan keamanan.

Baku tembak yang sangat intens dan serangan udara di dalam dan sekitar penjara seperti yang dilakukan Pasukan Domostratik Suriah (SDF) dan pasukan AS mengepung penjara itu.

Menurut rekaman suara yang diperoleh Human Rights Watch (HRW), tahanan anak-anak mengalami hari-hari kekurangan makanan dan beberapa terbunuh dan terluka imbas dari pertempuran itu.

Tahanan yang terperangkap termasuk seorang remaja laki-laki Australia berusia 17 tahun mengatakan bahwa mereka tanpa makanan, air, dan obat-obatan selama sebagian besar minggu ini. Bahkan beberapa tahanan berusia 14 dan 15 tahun terbunuh.

Remaja 17 tahun itu terluka setelah serangan helikopter Apache di penjara. Tahanan lain memberi tahu HRW bahwa seorang tahanan anak yang terlihat sangat muda meninggal karena kehabisan darah tanpa akses ke perawatan.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya