Angkatan Udara AS Diminta Bayar Rp3,3 Triliun ke Korban Penembakan

Ilustrasi pemakaman
Sumber :
  • Pixabay/Krystian

VIVA – Angkatan Udara Amerika Serikat (AS), diperintahkan untuk membayar lebih dari $230 juta atau setara Rp3,3 triliun dalam penembakan di gereja. Ganti rugi sebesar $230 juta ini ditujukan kepada para penyintas, dan keluarga korban atas penembakan mematikan di sebuah gereja di Texas tahun 2017.

Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala

Dalam penembakan tersebut, lebih dari dua lusin orang tewas termasuk delapan orang anak-anak. Tembakan yang memakan korban jiwa itu, dilakukan oleh Devin Patrick Kelley, selama kebaktian Minggu di First Baptist Church of Sutherland Springs.

Melansir dari ABC News, Selasa 8 Februari 2022, Kelley meninggal dunia karena disebabkan oleh luka tembak yang dilakukan oleh dirinya sendiri, setelah ditembak dan dikejar oleh dua pria yang mendengar suara tembakan di gereja. Diketahui bahwa Kelley bertugas di Angkatan Udara sebelum serangan itu berlangsung.

Baba Vanga Ramal Perang Dunia III Akan Terjadi, Gegara Konflik Iran-Israel?

Hakim Distrik Amerika Serikat Savier Rodriguez, telah memutuskan pada bulan Juli bahwa Angkatan Udara sebanyak 60% harus bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Selain melakukan penembakan di gereja, sebuah catatan Angkatan Udara dari pengadilan militer Kelley mengatakan, dia mengaku bersalah atas beberapa tindakan seperti penyerangan, termasuk memukul istrinya, mencekiknya, dan menendangnya.

AS Kirim 25 Ribu Makanan Siap Saji ke Jalur Gaza Melalui Udara

Kelley juga dihukum karena penyerangan atas putri tirinya di kepala, dan di tubuh, sehingga menghasilkan kematian atau luka fisik yang menyedihkan.

Untuk alasan yang tidak ditentukan mengenai penembakan tersebut, Angkatan Udara tidak memberi informasi tentang Kelley.

Sedangkan pengacara untuk para penyintas, dan kerabat mereka yang terbunuh telah meminta $418 juta, sementara Departemen Kehakiman menambahkan usulan  $31,8 juta.

Jamal Alsaffar, selaku kuasa hukum Austin yang memimpin tim hukum para penggugat, mengaku senang dengan keputusan hakim.

“Keluarga-keluarga ini adalah pahlawan di sini. Meskipun tidak ada jumlah yang dapat mengembalikan banyak nyawa yang hilang, atau hancur di tangan kelalaian pemerintah, keberanian mereka dalam mendapatkan putusan ini akan membuat negara ini lebih aman dengan membantu memastikan bahwa kegagalan pemerintah semacam ini tidak terjadi lagi di negara kita,” ujar Jamal Alsaffar.

Dalam penembakan yang terjadi di gereja Texas tersebut, sekitar 80 penuntut termasuk kerabat mereka yang tewas, dan 21 orang yang selamat, dan pihak keluarga. Pihak berwenang mengkonfirmasi jumlah korban tewas secara resmi adalah 26 orang, karena salah satu dari 25 orang tersebut sedang hamil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya