Telepon Menlu Rusia dan Ukraina, Retno Marsudi Tegaskan Posisi RI

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Sumber :
  • Ist

VIVA – Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan bahwa dia telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, untuk membahas penguatan kerja sama bilateral dan isu Ukraina.

Demi Alasan Keamanan, Polandia Siap Tampung Senjata Nuklir NATO

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Pertemuan Retreat Menteri Luar Negeri Anggota ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, pada hari Kamis 17 Februari 2022. Ini adalah pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN pertama di bawah keketuaan Kamboja.

Selain itu Retno Marsudi juga menghubungi Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba untuk membahas persiapan rencana kunjungan Presiden Ukraina ke Indonesia.

Kerjasamanya dengan Iran dan Rusia Disebut Sumber Kejahatan oleh AS, China Murka

Kemlu RI lewat Twitternya pun menegaskan bahwa Indonesia turut prihatin dengan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Kemlu juga mengimbau untuk kedua pihak menahan diri karena konflik ini tidak akan menguntungkan siapapun.

“Indonesia sangat prihatin dengan situasi terkini di perbatasan Ukraina dan Rusia. Indonesia Menghimbau semua pihak untuk menahan diri dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi keberhasilan dialog dan diplomasi. Konflik tidak menguntungkan siapapun,” tulis Kemlu di laman Twitternya @Kemlu_RI.

Deretan Negara yang Dianggap Paling Siap Hadapi Perang Dunia 3

Agenda Penting Pertemuan Menlu Anggota ASEAN

Menlu Retno Marsudi di pertemuan ASEAN

Photo :
  • Twitter @Menlu_RI

Pertemuan Retreat Menteri Luar Negeri Anggota ASEAN di Phnom Penh itu awalnya akan dilakukan pada bulan Januari 2022 lalu, namun melihat situasi dan melihat banyak pertimbangan dari berbagai pihak, pertemuan tersebut diundur menjadi bulan Februari 2022.

Pertemuan yang dilaksanakan di negara Kamboja ibi membahas lima agenda utama yaitu, tindak lanjut KTT ke-38 dan 39 ASEAN, isu terkait hubungan dengan orang lain (external relations) prioritas keketuaan Kamboja, isu kawasan dan internasional, serta isu lainnya.

Dalam pembukaan pertemuan tersebut, Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi menyampaikan tiga hal dalam pidatonya yaitu:

1. Mendorong negara ASEAN untuk mengimplementasikan semua kesepakatan terkait penanganan pandemi, pemulihan ekonomi agar Kawasan Asia Tenggara segera pulih.

2. Adanya inisiatif negara anggota ASEAN dalam menanggapi keadaan darurat kemanusiaan sebagai akibat bencana alam di Kawasan.

3. Terkait dengan bantuan kemanusiaan di Myanmar, total nilai pasokan peralatan medis, dan penanganan COVID-19 yang telah di salurkan adalah lebih dari $7,6 juta, dan dilakukan dalam tiga tahap kepada 17 negara bagian dan wilayah di Myanmar.

Pertemuan Retreat Menteri Luar Negeri Anggota ASEAN ini diketuai oleh Kamboja, dan Kamboja sendiri mengatakan bahwa mereka memiliki prioritas keketuaan di 3 pilar, yaitu pilar politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Mengenai hal tersebut, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan dukungannya kepada Kamboja dan menambahkan pentingnya pembahasan penguatan kapasitas instusional ASEAN.

“Indonesia mendukung prioritas-prioritas tersebut dan menambahkan satu hal yaitu pentingnya dimulai pembahasan mengenai penguatan kapasitas instusional ASEAN,” ujar Retno Marsudi dalam unggahan video di laman Youtube Mofa Indonesia hari ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya