PM Jepang-Putra Mahkota Saudi Teleponan soal Minyak, Apa Hasilnya

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman di Riyadh, Saudi
Sumber :
  • AP Photo/Amr Nabil)

VIVA – Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa dia membahas kemungkinan peningkatan produksi minyak mentah dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS). Perbincangan tersebut terjadi pada Kamis 17 Maret 2022, melalui sambungan telepon.

Korut Luncurkan Rudal Nuklir Terkuat, Amerika Sampai Korsel Ketar-ketir

PM Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa setelah panggilan teleponnya dengan Putra Mahkota Saudi, dia berharap agar kepemimpinan Arab Saudi bisa menyetabilkan pasar minyak mentah. Kishida juga setuju untuk bekerja sama dalam penanganan krisis yang terjadi di Ukraina.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris sempat menekan Arab Saudi untuk memompa lebih banyak minyak dan bergabung dalam upaya mengisolasi Rusia. Namun Arab Saudi hanya menunjukkan sedikit kesiapan untuk menanggapi hal tersebut dan malah berbalik mengancam untuk membuang dolar penjualan minyaknya ke China.

Bursa Asia Tergerus saat Sektor Manufaktur China Menguat

Arab Saudi dan tetangganya Uni Emirat Arab (UEA) yang termasuk ke dalam produsen dengan kapasitas cadangan, telah menolak seruan Barat agar menambah lebih banyak minyak mentah.

Melansir dari World Stage News, Jumat 18 Maret 2022, seruan tersebut guna menurunkan harga minyak yang meroket dan tetap berpegang pada pakta pasokan OPEC+ dengan Rusia dan lainnya.

Viral Sisi Gelap Arab Saudi, Pernikahan Sesama Jenis hingga Menjamurnya Hiburan Malam

Dengan hubungan AS-Saudi yang semakin rumit, Putra Mahkota MBS telah merespons dengan memperkuat hubungannya dengan Rusia dan China. Meskipun dalam hal ini, kerajaan Saudi masih memiliki hubungan keamanan yang erat dengan Washington.

Koordinator Gedung Putih untuk Urusan Timur Tengah, Brett McGurk dan pejabat AS lainnya juga bertemu dengan pejabat senior Saudi pada Selasa 15 Maret 2022. Mereka mendesak agar Arab Saudi memompa dan mengeluarkan lebih banyak minyak. Selain itu, mereka juga mendesak Arab Saudi untuk menemukan solusi politik agar mengakhiri perang di Yaman, di mana pasukan pimpinan Saudi memerangi kelompok Hutsi yang didukung Iran.

Seorang pejabat senior AS mengatakan McGurk berada di Timur Tengah guna membahas berbagai masalah termasuk masalah Yaman.

Kemudian Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson sementara menggambarkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sebagai mitra internasional utama. Jalinan kerja sama ini untuk mengupayakan Inggris dari ketergantungan hidrokarbon Rusia dan memberi tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin setelah menginvasi Ukraina.

Untuk saat ini, Arab Saudi belum menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan pakta pasokan minyak yang dibuat oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya