Sosok Polisi Thailand Paling Berani Penjarakan Jenderal Tinggi Militer

Perwira tinggi polisi Thailand Paween Pongsirin memohon suaka di Australia
Sumber :
  • YouTube Aljazeera

VIVA – Sosok Paween Pongsirin, perwira tinggi polisi Thailand yang sudah 6 tahun hidup terasing di Australia menggemparkan kembali publik Thailand. Paween Pongsirin dicap menjadi sosok polisi paling berani dan jujur di negara itu setelah mengungkap sindikat penyelundupan manusia terbesar di negaranya yang melibatkan jenderal tinggi militer. Paween Pongsirin juga berhasil memenjarakan jenderal militer tersebut meskipun karier dan jalan hidupnya kemudian berubah.

Citra Satelit Tunjukkan Ribuan Tenda Dekat Khan Younis, Israel Bersiap Serang Rafah

Bermula dari Paween Pongsirin memimpin penyelidikan kasus penyelundupan manusia di Thailand atas permintaan atasannya setelah beberapa tahun lalu Thailand disorot dunia dalam hal ini. Tahun 2015, Paween Pongsirin memimpin penyelidikan setelah ditemukan setidaknya 30 kuburan dangkal orang-orang Rohingya di perbatasan Thailand-Malaysia. Di hutan perbatasan itu diketahui menjadi tempat sindikat dan mafia perdagangan orang menahan orang-orang Rohingya yang jika sudah tidak bisa membayar akan dijual dan dijadikan budak. Tak jarang mereka dipukuli, diperkosa dan disiksa hingga menyebabkan kematian dan dikubur begitu saja.

"Saya tidak bisa membayangkan mengapa manusia bisa melakukan hal sekejam ini kepada sesama manusia," kata Paween Pongsirin sebagaimana dikutip dari dokumenter produksi Aljazeera.

Demi Warga, Perwira Pasukan Naga Hitam TNI Berjibaku Lawan Ular Raksasa di Semak Perbatasan Negara

Tak disangka investigasi yang dilakukan Paween kemudian langsung mengarah kepada Letnan Jenderal Militer Manas Kongpan yang pada tahun 2015 memimpin Angkatan Darat Thailand. Dengan bukti-bukti transfer yang diterimanya menjadi jelas bahwa Manas Kongpan yang bertanggung jawab dalam keamanan di Thailand selatan menjadi bagian dari sindikat penyelundupan manusia selama ini. Disebutkan dari hasil investigasi itu setidaknya lebih dari 100 orang politikus, pengusaha, pejabat polisi dan militer terlibat dilansir dari Thai PBS World.

Dari 103 tersangka, 62 orang dinyatakan bersalah. Vonis yang dijatuhkan antara 4 hingga 94 tahun akibat kejahatan luar biasa termasuk membantai para orang Rohingya itu. Jenderal Manas sendiri divonis 70 tahun penjara.

Mayjen TNI Anton Resmi Jabat Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Gantikan Mayjen Haryanto

Namun Paween mengaku begitu dia membidik Manas, atasannya di kepolisian mulai menghalang-halanginya bahkan menahan sebagian alat bukti penting yang seharusnya bisa digunakan. Dia juga mendapatkan tekanan dari partai-partai pendukung pemerintah, pejabat hingga para petinggi di Kepolisian Thailand saat itu. Ancaman dia terima hingga dipindahkan ke wilayah selatan Thailand yang amat rawan dan dikuasai militer.

Paween yang paham mutasi itu bagai jebakan karena akan menjerumuskan dia ke lubang singa akhirnya sadar dia harus menyelamatkan diri. Koleganya juga mengatakan bahwa dia jelas sudah dibidik karena memenjarakan jenderal militer berpengaruh. Paween pada tahun 2015 kemudian tanpa pikir panjang dan mengucapkan perpisahan layak kepada keluarganya berangkat ke Australia dan memohon suaka politik. Hingga saat ini dia masih tinggal di sana dan bekerja sehari-hari sebagai karyawan pabrik yang membuat sebagian benda keperluan otomotif.

Belakangan pada Februari 2022, kasus Paween ini diangkat oleh anggota Parlemen dari partai oposisi di Thailand dalam sidang. Anggota Parlemen Rangsiman Rome dari Partai Maju Thailand mengkritisi pemerintah Thailand dengan lantang terkait laporan perdagangan manusia yang dikeluarkan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada Juni tahun lalu. Laporan itu menyebutkan Thailand bahkan tak memenuhi tindakan minimum dalam pencegahan dan penindakan tindak pidana perdagangan manusia yang mengerikan itu.

Setelah bersuara lantang di sidang, nama Paween kemudian menjadi trending di Twitter Thailand pada Februari 2022 lalu. Banyak warganet yang mengkritik pemerintah dan meminta perdana menteri serta wakil perdana menteri mempertanggung jawabkan hal itu.

Usai pengungkapan ini, pimpinan polisi Thailand mengatakan akan menjamin keamanan Paween apabila dia kembali ke negaranya. Namun PM Thailand Prayut Chan-o-cha, Wakil PM Thailand Prawit Wongsuwan, mantan Menteri Kehakiman Paiboon Koomchaya dan mantan Kepala Polisi Kerajaan Thailand Chakthip Chaijinda belum merespons kasus yang menyeret nama mereka tersebut. Chaktip sendiri dikisahkan Paween menjadi pihak yang amat kencang menekan dia karena pada saat itu Chaktip butuh didukung militer untuk naik ke kursi jabatan tertinggi polisi.

Sementara Paween mengatakan dia sangat rindu tanah airnya. Sayangnya dia belum bisa percaya soal janji keamanan yang diberikan karena pejabat polisi dan pejabat negaranya selama ini tak bisa dipegang janjinya.

"Saya memang sangat rindu pulang namun karena saya sudah mengalami sendiri sikap PM dan kepala polisi jadi saya yakin mereka tak bisa dipercaya," kata Paween.

Paween selama kariernya merupakan polisi berprestasi. Mendapat bintang dan penghargaan sebagai penyidik terbaik berkali-kali. Selama 3 tahun berturut-turut dia menjadi penyidik terbaik Kepolisian Thailand. Kasus-kasus yang mencuri perhatian publik bisa dia tuntaskan seperti kasus pembantaian 5 keluarga di Songkhla, kasus mafia taksi di Phuket dan kasus pembunuhan turis Swedia di Phuket. Selain itu ada juga kasus pelanggaran dan korupsi di proyek pembangunan ratusan kantor polisi dan rumah bagi polisi dan keluarganya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya