Korea Utara Konfirmasi Kematian Pertama Akibat COVID-19

Korea Utara
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Setelah mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertamanya, Korea Utara mengatakan bahwa enam orang dari warganya meninggal dunia dan 350.000 orang telah mengalami demam yang menyebar ke seluruh negeri.

Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?

Hal ini dilaporkan oleh media pemerintah negara itu pada Jumat, 13 Mei 2022. Korea Utara sendiri kemungkinan tidak memiliki alat tes COVID-19 yang memadai dan peralatan medis lainnya. Mereka juga mengatakan tidak mengetahui kasus demam massal tersebut.

Wabah COVID-19 yang melanda Korea Utara ini bisa saja menghancurkan negara itu karena sistem perawatan kesehatan yang rusak, populasi yang kekurangan gizi, dan tidak ada masyarakatnya yang menerima vaksinasi.

Deretan Negara Paling Tak Percaya Tuhan di Dunia, Mayoritas di Benua Asia!

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Kantor berita resmi Korea Utara mengatakan, dari 350.000 orang yang menderita demam terhitung sejak April 2022, 162.000 di antaranya telah kembali pulih.

Kim Jong Un Dikabarkan Punya Selingkuhan Seorang Penyanyi, Hingga Punya Anak Bersama

Melansir dari AP, Jumat, 13 Mei 2022, dikatakan 18.000 kasus dengan gejala demam pada Kamis, 12 Mei 2022. Selain itu, ada 187.000 orang yang telah diisolasi untuk perawatan.

Satu dari enam orang yang meninggal dapat dipastikan karena terpapar varian Omicron, tetapi tidak jelas berapa banyak kasus total COVID-19 di negara itu.

Penguncian nasional juga diberlakukan di Korea Utara pada hari Kamis, setelah mereka mengakui kasus COVID-19 pertamanya. Laporan-laporan itu mengatakan bahwa kasus terkonfirmasi pertama didapatkan melalui tes dan hasilnya positif untuk varian Omicron.

Ada kemungkinan penyebaran virus yang cepat setelah adanya parade militer besar-besaran di Pyongyang pada 25 April 2022 lalu.

Cheong Seong-Chang, seorang analisis dari Institut Sejong Korea Selatan, mengatakan laju penyebaran demam dapat membuat krisis berbulan-bulan dan mungkin sampai tahun 2023.

Namun, meski demikian beberapa ahli menyebutkan bahwa pengumuman awal dan keterbukaan Korea Utara dalam kasus COVID-19 dapat mengkomunikasikan kesediaan untuk menerima bantuan dari luar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya