Singapura Ungkap Ancaman Pendukung UAS, Singgung Serangan 9/11

Menteri Hukum dan Urusan Dalam Negeri Singapura, K. Shanmugam.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam mengungkap ancaman yang diberikan para pendukung Ustaz Abdul Somad atau UAS kepada pemerintah Singapura terkait pencekalannya masuk Singapura, 16 Mei 2022 lalu. 

Para pendukung Somad telah menyerukan serangan siber di Singapura, di situs web Pemerintah, akun media sosial, boikot produk Singapura, dan menyerukan agar orang Indonesia berhenti mengunjungi Singapura.

"Mereka mengatakan Singapura tidak sopan terhadap Muslim dan cendekiawan agama Islam. Mereka telah membanjiri halaman media sosial instansi pemerintah Singapura, termasuk para tokoh politik, termasuk milik saya, dengan ancaman," kata Shanmugam dalam media room Kementerian Dalam Negeri atau MHA Singapura pada Selasa 24 Mei 2022.
 
"Semua karena kami menggunakan hak kami untuk menolak seseorang masuk ke Singapura," sambungnya

Perisai akan gelar demo di Kedubes Singapura soal penolakan UAS.

Photo :
  • Istimewa

Beberapa komentar diantaranya menyampaikan ancaman serius dan menyebut para pemimpin Singapura Islamophobia dan mereka menunggu 2x24 jam untuk meminta maaf kepada Rakyat Indonesia dan umat Islam.

"Jika Anda mengabaikan peringatan kami, maka kami tidak akan ragu untuk mengusir duta besar negara Anda. Kami akan mengirimkan Pasukan Pembela Islam, Pasukan Pembela Keadilan dan Pasukan Pembela Ulama untuk menyerang negara Anda seperti 9/11 di New York 2001, dan kami juga akan mengusir Orang Singapura yang berpura-pura transit dan tinggal di Indonesia," ungkap Shanmugam mengutip ancaman di media sosial.

Komentar lainnya, disebut Shamugam. "Singapura harus dibom lagi, "Kami akan menghancurkan Singapura," "Segera hancurkan para pemimpin yang tidak adil di muka bumi ini termasuk Singapura," "Negara kecil, namun begitu sombong, hanya dengan satu rudal dan Anda sudah selesai,"

Shanmugam juga menyebut para pendukung Somad juga telah melakukan demonstrasi di Kedubes Singapura di Jakarta dan Konsulat di Medan minggu lalu. Mereka menuntut Singapura meminta maaf karena tidak mengizinkan Abdul Somad masuk Singapura.

Akademi Persib Putri Jajal 3 Klub Eropa di Singapura

"Seperti yang saya katakan, saya tidak meminta maaf untuk ini," tegasnya

Ia justru memuji sikap pemerintah Indonesia yang dinilainya sudah tepat merespon kasus ini. Pejabat Indonesia -- maupun sejumlah tokohnya -- senada dengan mengatakan bahwa Singapura lah yang berhak memutuskan siapa yang bisa datang ke Singapura. 

Presiden dan PM Singapura Kirim Ucapan Selamat ke Prabowo sebagai Presiden Terpilih

"Betul sekali, seperti halnya Indonesia yang menentukan siapa yang boleh masuk ke Indonesia. Adalah hak setiap negara untuk memutuskan siapa yang bisa masuk ke negara itu – aspek dasar kedaulatan. Anda tidak dapat menyangkal bahwa itu diancam. Jadi pemerintah Indonesia sudah sangat sangat benar tentang hal ini," ungkapnya

Dari semua itu, Shanmugam menemukan fakta menarik dari aksi penolakan terhadap Abdul Somad. Sebab, Singapura bukanlah satu-satunya negara yang pernah menolak masuk Abdul Somad.
 
"Pada Desember 2017, Somad ditolak masuk ke Hong Kong. Ada juga laporan bahwa Somad ditolak masuk ke Timor Leste, dan beberapa negara Eropa – Inggris, Jerman, dan Swiss. Saya bertanya-tanya apakah pendukung Somad juga mengancam China, karena dia ditolak masuk ke Hong Kong, dan mengancam negara-negara Eropa lainnya? Atau hanya Singapura yang mendapat perhatian khusus dan berani mengancam Singapura, tapi tidak dengan yang lain?" sindirnya

Disetujui Singapura, Ruang Udara FIR Natuna-Kepri Kembali ke Tangan Indonesia

Seperti diketahui, pada pekan lalu UAS mengaku dalam Instagram pribadinya bahwa dia dideportasi dari Singapura. Dia juga mengunggah sebuah video yang berdurasi kurang dari 10 detik, serta potret dirinya yang berada di sebuah ruangan seperti penjara imigrasi. 

Penolakan UAS juga membuat netizen pendukung UAS ramai-ramai memenuhi komentar pejabat tinggi Singapura. Bukan tanpa sebab, MHA Singapura dalam keterangannya pada 17 Mei 2022, menjelaskan bahwa setidaknya ada empat alasan mengapa Singapura menolak UAS untuk masuk ke negaranya. 

Dari empat alasan tersebut, Singapura mengatakan bahwa UAS telah menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasionis, mengizinkan bom bunuh diri, merendahkan agama lain, serta menyebut non-muslim sebagai kafir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya