Remaja Singapura Nonton Ceramah UAS, Percaya Bom Bunuh Diri

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam
Sumber :
  • FB K Shanmugam

VIVA – Pemerintah Singapura menyatakan ceramah-ceramah yang memecah belah kerukunan seperti yang disampaikan Abdul Somad tidak dapat diterima di Singapura. Hal itu pula yang mendasarkan penolakan Somad untuk masuk ke negara tersebut. 

Singapura Siap Sambut Kembali Wisatawan! STB dan GDP Venture Perbarui Kemitraan

Setidaknya ada 4 alasan kenapa Singapura menolak ulama yang disapa UAS itu masuk Singapura. Somad telah menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasionis, mengizinkan bom bunuh diri, merendahkan agama lain -- salib ada jin kafir, serta menyebut non-muslim sebagai kafir.

"Ini hanya beberapa contoh. Anda tahu, jika seseorang mengatakan ini di Singapura, Internal Security Department (ISD) akan mengunjunginya, dan mereka akan berada di balik jeruji besi. Jadi bahasanya, retorikanya, seperti yang Anda lihat, sangat memecah belah – sama sekali tidak dapat diterima di Singapura," kata Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam dalam media room Kementerian Dalam Negeri atau MHA Singapura dikutip Selasa, 24 Mei 2022

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal Dunia

Shanmugam menegaskan kerukunan ras dan agama dianggap anggap fundamental bagi Singapura, dan sebagian besar orang-orang Singapura menerimanya. Karenanya, Singapura mengambil pendekatan tegas tanpa toleransi dan pendekatan yang adil terhadap segala bentuk ujaran kebencian dan ideologi yang memecah belah kerukunan.

"Dan itu tidak ditujukan pada individu tertentu, atau agama tertentu, atau kebangsaan tertentu. Posisi kita berlaku sama untuk semua," tegasnya

Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Menlu Singapura Atas Kemenangan di Pilpres 2024

Lebih jauh, Shanmugam menuturkan otoritas keamanan Singapura ISD telah mengidentifikasi Abdul Somad dan menyelidiki radikalisasi di Singapura, dimana salah satu temuannya adlaah mereka yang ditangkap menonton video Abdul Somad, dan mengikuti khotbahnya.

"Salah satunya adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri, 2 tahun lalu, pada Januari 2020. Dia telah menonton ceramah YouTube Somad tentang bom bunuh diri. Dan anak laki-laki itu mulai percaya bahwa jika Anda berjuang untuk ISIS, dan jika Anda adalah seorang pembom bunuh diri, Anda bisa mati sebagai martir dan menerima hadiah di surga," ujar Shanmugam

"Jadi Anda bisa lihat, khotbah Somad memiliki konsekuensi dunia nyata," imbuhnya

Seperti diketahui, pada pekan lalu UAS mengaku dalam Instagram pribadinya bahwa dia dideportasi dari Singapura. Dia juga mengunggah sebuah video yang berdurasi kurang dari 10 detik, serta potret dirinya yang berada di sebuah ruangan seperti penjara imigrasi. 

Penolakan UAS juga membuat netizen pendukung UAS ramai-ramai memenuhi komentar pejabat tinggi Singapura. Bukan tanpa sebab, MHA Singapura dalam keterangannya pada 17 Mei 2022, menjelaskan bahwa setidaknya ada empat alasan mengapa Singapura menolak UAS untuk masuk ke negaranya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya