Kelompok HAM Kecewa pada Kunjungan Komisaris Tinggi PBB ke China

Aksi Kemanusian untuk Muslim Uighur
Aksi Kemanusian untuk Muslim Uighur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA - Kelompok hak asasi manusia kecewa dengan hasil perjalanan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet, ke Xinjiang, China. Mereka menilai kunjungan itu akan digunakan sebagai kampanye Beijing terkait etnis Uighur.

Pada konferensi pers di akhir perjalanan enam harinya ke China, Bachelet mengatakan dia memang berada di China tetapi bukan untuk penyelidikan resmi atas situasi di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR). Selain itu, mantan Presiden Cile 2006-2010 itu merasa diawasi selama berada di negeri tirai bambu itu.

Sejumlah wartawan asing  tiba di kamp pendidikan vokasi Uighur di Hotan, daerah otonomi Xinjiang, 5 Januari 2019. (Foto ilustrasi)

Sejumlah wartawan asing tiba di kamp pendidikan vokasi Uighur di Hotan, daerah otonomi Xinjiang, 5 Januari 2019. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/M Irfan Ilmie

Akses Bachelet selama di China dibatasi dengan alasan untuk mencegah penyebaran COVID-19, dan tidak melibatkan pers asing.

Meskipun demikian, Bachelet mendesak China untuk menghindari tindakan sewenang-wenang dan tanpa pandang bulu dalam tindakan kerasnya terhadap XUAR, dan mengatakan para pejabat di wilayah tersebut telah meyakinkannya bahwa kamp-kamp interniran yang mereka sebut pusat pelatihan kejuruan.

Bachelet mengaku telah mendesak China untuk meninjau kembali kebijakan kontra-terorismenya agar sesuai dengan standar hak asasi manusia internasional.

“Saya telah mengajukan pertanyaan dan kekhawatiran tentang penerapan tindakan kontraterorisme dan deradikalisasi yang diterapkan secara luas, terutama dampaknya terhadap hak-hak warga Uighur dan minoritas muslim lainnya," katanya dalam konferensi pers online, dikutip pada Kamis, 2 Juni 2022.

Halaman Selanjutnya
img_title