- AP Photo/Vincent Thian
VIVA – Mantan Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia Datuk Seri Nazri Aziz dikritik karena mengatakan potensi banjir tahunan di Malaysia justru dapat menjadi daya tarik pariwisata.
Alih-alih menangisi situasi yang tidak terkendali, Datuk Seri Nazri Aziz mengatakan bahwa negara harus mencari peluang dengan mempromosikan voluntourism atau pariwisata sukarela.
"Jika Anda tahu itu (bencana) akan datang maka mulailah merencanakannya sekarang. Mungkin kita bisa mengadakan wisata sukarela di mana orang-orang datang ke negara itu untuk membantu kita menghadapi banjir dan ini bukan tentang mereka datang ke sini hanya untuk menikmati (wisata), tetapi untuk mereka juga belajar,” katanya dalam akun media sosial (medsos) Twitter miliknya.
Dia menambahkan, peluang tersebut bisa menjadi hikmah ketika negara menghadapi tantangan ekonomi dengan menarik wisatawan asing untuk mengikuti program sukarelawan saat terjadi bencana alam.
“Ketika mata uang kita jatuh saatnya kita mempromosikan pariwisata untuk negara karena murah bagi mereka. Orang Singapura akan datang karena mereka hanya menghabiskan sepertiga dari gaji mereka, dan bagi mereka, hotel bintang lima atau enam kami sangat murah," tambah Nazri dikutip dari The Straits Times, Minggu 19 Juni 2022.
Mengacu pada banjir tahunan di Kuala Krai, Kelantan, Nazri mengungkapkan banjir itu bisa saja dianggap seperti festival.
"Setiap musim hujan, kami mengadakan festival banjir, dan orang-orang akan datang."
"Karena sekarang ada voluntourism, di mana orang asing datang untuk melakukan pekerjaan sukarela dan mereka membayar (untuk membeli tiket dan sebagainya),” tambahnya.
Namun pengguna internet mengecam gagasan tersebut dengan mengatakan bahwa tidak ada yang menarik dari banjir yang mengancam jiwa.
Beberapa pengguna Twitter menambahkan, alih-alih menjadikan banjir sebagai daya tarik, pemerintah harus berupaya mencegah bencana alam tersebut.
Diketahui pada tanggal 17 dan 19 Desember tahun lalu, sekitar 18.860 orang dievakuasi dari rumah mereka ke 64 pusat bantuan sementara setelah banjir melanda Distrik Klang karena hujan terus menerus.
Pada banjir besar tahun 2014 di Kelantan, hampir 200.000 orang harus dievakuasi dari rumah mereka dan hampir 25.000 korban banjir di antaranya dari Kuala Krai.