Ganja Legal di Thailand, Para Pengidap Kanker Merasa Terbantu

Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul umumkan penggunaan ganja legal
Sumber :
  • AP Photo/Sakchai Lalit

VIVA – Jiratti Kuttanam adalah seorang warga Thailand yang mengidap kanker payudara. Dia mengatakan bahwa pelonggaran pembatasan ganja di Thailand adalah hal yang sangat berarti untuk mengatasi rasa sakit yang disebabkan oleh perawatan kanker payudaranya.

Begini Pengakuan Chandrika Chika ke Keluarga Soal Menggunakan Narkoba

Thailand pekan lalu menjadi negara Asia pertama yang melegalkan pertumbuhan dan konsumsi ganja tersebut.

Melansir dari The Sundaily, Senin 20 Juni 2022, langkah tersebut menurut pihak berwenang akan meningkatkan pertanian dengan memberi petani tanaman komersial baru yang berharga.

Sudah Menjenguk, Ayah Chandrika Chika Gak Nyangka Anaknya Pakai Narkoba

Jiratti mengatakan dia dan pasien lain juga akan merasakan manfaat dilegalkannya penggunaan ganja.

Ganja medis sudah legal di negara tersebut sejak 2018. Namun sebelum undang-undang di sana berubah, pasien harus bergantung pada impor asing yang mahal dan beberapa pasien kanker pergi ke pengedar ilegal.

Ditangkap Pakai Ganja Bareng Chandrika Chika, Jeixy Dipastikan Bukan Atlet e-Sports Lagi

Tunas ganja yang diimpor biasanya dibandrol dengan harga US$20 ataua setara dengan Rp296 ribu per gram.

"Tetapi harganya telah turun setengahnya,"kata Jiratti.

"Saya sudah minum ganja secara teratur sehingga saya tidak perlu merasa sakit,” sambungnya.

Dia didiagnosis menderita kanker payudara stadium lanjut lima tahun lalu. Dua tahun kemudian dia mulai menggunakan minyak ganja dan produk lainnya untuk mengurangi rasa sakit, muntah, kelelahan dan kecemasan yang dia derita setelah kemoterapi.

Tanaman lokal itu kata dia kini telah legal dan berarti pasokan produk tersebut akan bisa cukup dan berguna selama pasien tahu cara menggunakannya.

“Saya pikir memang membutuhkan pendidikan jadi perlu mempelajari cara menggunakannya dengan cara yang benar. Jika tidak, itu bisa membahayakan, bisa berbahaya juga," lanjutnya.

Relaksasi pembatasan di Thailand tidak berarti benar-benar gratis untuk semua.  Pekan lalu, peraturan baru mulai berlaku yang melarang seseorang untuk merokok ganja di ruang publik. Penjualan ganja kepada orang-orang di bawah 20 tahun, wanita hamil dan ibu menyusui juga dilarang.

 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya