Sri Lanka Krisis Moneter Terburuk, IMF Datang untuk Bailout

Warga Sri Lanka antre minyak dan gas yang dirasakan mulai langka
Sumber :
  • AP Photo/Eranga Jayawardena

VIVA – Tim dari Dana Moneter Internasional (IMF) tiba di Sri Lanka pada Senin 20 Juni 2022 untuk pembicaraan tentang program bailout. Sri Lanka sedang berjuang melawan krisis keuangan terburuknya sejak kemerdekaan pada 1948.

Banyak Utang Tapi Bagi-bagi THR saat Lebaran? Ini Kata Buya Yahya

Kebangkrutan negara tersebut juga dipicu oleh beberapa dekade salah urus ekonomi dan kesalahan kebijakan baru-baru ini, ditambah dengan pukulan dari COVID-19 ke ranah pariwisata dan pengiriman uang sehingga menyusutkan cadangan devisa ke rekor terendah.

"Bahkan jika kesepakatan tingkat staf tercapai, persetujuan program akhir akan bergantung pada jaminan bahwa kreditur resmi, termasuk China, bersedia memberikan keringanan utang yang memadai,” kata Patrick Curran seorang ekonom senior di firma riset investasi AS Tellimer.

Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa RI Maret Turun Jadi US$140,4 Miliar

"Semua dipertimbangkan, restrukturisasi kemungkinan akan menjadi proses yang berlarut-larut.”

Krisis di Sri Lanka sudah berada di titik luar biasa, seperti pengemudi becak mesin Mohammed Rahuman, yang baru-baru ini mengantre bensin selama lebih dari 16 jam.

Punya Utang Tapi Nekat Bagi-bagi THR ke Saudara, Buya Yahya: Cuma Pengen Disanjung

"Mereka mengatakan bensin akan datang tapi belum ada," katanya. 

“Hal-hal ini yang sangat sulit. Saya tidak bisa mendapatkan uang, saya tidak bisa pulang dan saya tidak bisa tidur.”

Melansir dari Al Jazeera, Senin 20 Juni 2022, garis yang mengular berkilo-kilometer telah terbentuk di sebagian besar pom bahan bakar sejak minggu lalu.

Pemerintah juga mengumumkan pada Jumat 17 Juni 2022, sebagai hari libur bagi kantor-kantor publik dan sekolah untuk membatasi pergerakan kendaraan. Karena aturan baru tersebut, banyak jalan di dalam dan sekitar ibu kota Kolombo sepi.

Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera, mengatakan pada Kamis 16 Juni 2022, bahwa Ceylon Petroleum Corp yang dikelola negara belum menerima tender untuk stok bahan bakar baru karena pemasok terhalang oleh pembayaran yang belum dibayar.

Para pemegang obligasi mengharapkan kunjungan IMF untuk memberikan kejelasan tentang berapa banyak utang yang dapat dibayar Sri Lanka dan berapa jumlah yang dapat diharapkan investor untuk dibayar kembali.

“Kunjungan IMF ini sangat penting, negara akan membutuhkan setiap bantuan dan dukungan yang dapat diperolehnya,” ujar Lutz Roehmeyer, Manajer portofolio emegang obligasi Capitulum Asset Management yang berbasis di Berlin.

“Bagi banyak pemegang obligasi internasional, ini akan menjadi persyaratan utama untuk memastikan mereka datang ke meja dan berbicara tentang restrukturisasi utang di tempat pertama.”

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan bulan ini program IMF sangat penting untuk mengakses pembiayaan jembatan dari sumber-sumber seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya