Tersangka Teror Bom Mobil Akhirnya Mengaku

Faisal Shahzad
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Dia nyaris kabur bila polisi terlambat mencokoknya dari dalam pesawat yang bersiap lepas landas di Bandar Udara John F. Kennedy, New York, AS, Senin malam 3 Mei 2010 waktu setempat. Namun setelah diinterogasi aparat berwenang, pria bernama Faisal Shahzad itu mengaku bertanggungjawab atas teror bom mobil di salah satu pusat keramaian Kota New York, Times Square, Sabtu pekan lalu. Bom itu gagal meledak.

Demikian ungkap pihak berwenang AS, Selasa 4 Mei 2010. Faisal mengaku pernah berlatih merakit bom di suatu kamp teroris di Pakistan sebelum menjalankan misi yang gagal di New York akhir pekan lalu. 

"Berdasarkan apa yang kita ketahui sejauh ini, terlihat jelas bahwa ini merupakan rencana seorang teroris untuk membunuh warga Amerika di salah satu tempat yang paling ramai di negeri ini," kata Jaksa Agung Eric Holder. Namun, Holder dan para pejabat terkait tidak menjelaskan rinci apakah Faisal bertindak sendirian atau bekerjasama dengan jaringan terorisme internasional.

Deputi Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI), John Pistole, mengungkapkan bahwa Faisal menunjukkan kerjasama kepada petugas untuk memberi informasi selama penyelidikan berlangsung. Sebagai imbal balik, dia mendapat jaminan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara AS, seperti yang diatur Konstitusi, saat bermasalah dengan hukum.

Berdasarkan berkas gugatan yang dikirim ke pengadilan federal di Distrik Manhattan, New York, Faisal mengaku membeli mobil SUV itu dan memuatnya dengan bom rakitan. Mobil itu pun dia bawa ke Times Square.

Faisal pun mengaku menerima pelatikan merakit bom di suatu kamp teroris di Waziristan, Pakistan. Kawasan itu dikenal sebagai basis kekuatan milisi Taliban, yang bersekutu dengan jaringan teroris al-Qaeda. 

Kepada penyelidik, dia pun mengaku bertanggungjawab seluruhnya atas upaya pengeboman itu. Namun pernyataan itu masih harus dibuktikan lebih lanjut.

Faisal adalah pria asal Pakistan yang baru tahun lalu resmi menjadi warga negara AS. Pria berusia 30 tahun itu ditangkap polisi saat sudah berada di dalam pesawat milik maskapai Emirates, yang bersiap lepas landas menuju Dubai (Uni Emirat Arab). Faisal ketika itu berusaha kabur ke kampung halamannya di Pakistan.

Sumber untuk kantor Associated Press mengungkapkan bahwa pihak keamanan sejak Senin siang sudah mencurigai Faisal ketika dia dinyatakan sebagai pemilik mobil SUV berisi bahan peledak, yang dia parkir di kawasan Times Square. Dia sudah dipantau di rumahnya, yang terletak di Connecticut, namun polisi sempat kehilangan jejak.

Namun, kantor imigrasi AS berhasil mengidentifikasi nama Faisal dalam daftar penumpang salah satu pesawat Emirates yang akan terbang ke Dubai pada Senin malam. Pilot pesawat diperintahkan untuk menunda lepas landas agar petugas keamanan bisa masuk ke pesawat untuk "menjemput" Faisal.

Dia dikenal sebagai pria yang berkecukupan dan berasal dari keluarga yang mapan. Ayahnya adalah pensiunan perwira tinggi angkatan udara Pakistan. Faisal pun menyandang gelar sarjana S-1 dan MBA (master in business administration) di Universitas Bridgeport dan punya sebuah rumah di Connecticut. 
    
Seorang broker real estat, yang pernah bekerja dengan Faisal pada 2004, mengungkapkan bahwa temannya itu pernah menyatakan ketidaksukaannya kepada mantan Presiden George W. Bush dan kebijakannya atas perang di Irak.

Faisal telah berkeluarga dan memiliki dua anak. Namun keluarganya dia tinggalkan di Pakistan. Dia kembali ke AS pada 3 Februari lalu setelah lima bulan berada di Pakistan. Dia mengaku berbulan-bulan di Pakistan agar dapat bertemu dengan orang tuanya.

Faisal Selasa lalu dijadwalkan menjalani sidang pertama di Pengadilan Federal di New York. Namun, sidang itu ditunda. (Associated Press)

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)
Ilustrasi STNK

Sebagian Daerah Hapus Pajak Progresif dan Bea Balik Nama, Ini Daftarnya

Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024