4 Fakta Pembantaian Mahasiswa di Thailand Tahun 1976

Krisis Thailand
Sumber :
  • VIVAnews/Dwifantya Aquina

VIVA – Para mahasiswa sejak lama menjadi tumpuan harapan rakyat di seluruh dunia. Keterlibatan mereka dalam isu-isu sosial dan politik kerap ditakuti pemerintah yang khawatir akan memicu unjuk rasa yang luas.

Mahasiswa tidak jarang dicurigai dan menghadapi tantangan di kampus-kampus mereka sendiri seperti yang dialami di kampus Thailand Tahun 1976. Peristiwa itu kini membayangi para mahasiswa Thailand di tengah-tengah demonstrasi reformasi yang merebak di negara itu.

Ternyata terdapat fakta-fakta yang mencengangkan mengenai pembantaian di peristiwa tersebut. VIVA melansir deretan fakta tersebut dari berbagai sumber sebagai berikut:

1. Awal Pemicu Pembantaian Mahasiswa

Aksi demonstrasi prodemokrasi di Thailand menantang monarki

Photo :
  • Twitter

Demonstrasi mahasiswa di Bangkok pada 14 Oktober 1973 untuk mendongkel diktator Thailand Thanom Kittikachorn menginspirasi gerakan serupa pada pekan awal Oktober 1976. Demonstrasi dilakukan untuk menolak kembali Thanom ke Thailand pada 19 September 1976 usai mengasingkan diri di Singapura.

Thanom, sebenarnya kedua tokoh penting politik di Asia Tenggara tersebut memiliki beberapa persamaan seperti: latar belakang militer, sangat anti-komunisme dan dijatuhkan oleh mahasiswa. 

Thanom yang sangat anti-komunisme saat itu meminta bantuan Amerika Serikat yang saat itu memang sedang menjalankan kebijakan anti-komunis di Indocina. Bantuan pun diberikan dengan pendirian basis-basis militer Amerika Serikat di Thailand. 

Dimulai pada tahun 1963, ia kemudian terpilih lagi menjadi Perdana Menteri pada pemilu yang diselenggarakan pada tahun 1969. Namun kepopulerannya menurun dengan semakin meningkatnya kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan dalil mengurangi komunisme dan budaya Korupsi dan Nepotisme.

2. Aksi Teatrikal Hukuman Gantung Putra Mahkora Raja

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan istrinya

Photo :
  • insider

Pada 25 September, dua orang aktivis memasang foto anti-Thanom yang kemudian dipukuli sampai tewas dan digantung di tembok oleh polisi Thailand. Hal ini meningkatkan amarah para demonstran.

Pada 4 Oktober, di Universitas Thammasat, terdapat sebuah dramatisasi penggantungan tersebut dengan maksud menyindir polisi. Dramatisasi ini banyak ditonton oleh masyarakat. Para jurnalis pun berhasil menangkap dramatisasi tersebut dalam sebuah foto. 

Mirisnya, ternyata mahasiswa yang menjadi pameran utama dramatisasi tersebut memiliki wajah yang mirip dengan Putra Mahkota Vajiralongkorn. Hal ini pun menghebohkan Thailand, dengan penampilan foto tersebut di halaman depan surat kabar Dao Siam.

Tentara segera menuduh para mahasiswa di Universitas Thammasat menghina monarki, melanggar lese-majeste (hukum yang melindungi anggota kerajaan) dan melayangkan perintah untuk "membunuh komunis".

Rekam Jejak Luar Biasa Raja Aibon Kogila 821 Hari Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

3. Militer Bergeliya di Kampus Thamassat

Aksi Densus Antiteror Hanuman memburu tentara pelaku penembakan massal di Thailand, Sabtu, 8 Februari 2020.

Photo :
  • The News Daily
Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila

Polisi, militer, dan paramiliter Thailand langsung memblokir akses keluar masuk Thammasat University. Mereka mulai menembak para pengunjuk rasa pada 6 Oktober 1976 dini hari setempat dengan menggunakan beragam, seperti senapan mesin, pistol, dan peluncur granat.

Para kemudian meminta permintaan senjata untuk mengirim para korban luka ke rumah sakit terdekat. Seorang pelajar yang menyerahkan diri malah ditembak mati oleh aparat. Setelah perintah dikeluarkan dari tembakan dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Bangkok, kampus diserbu oleh aparat.

LIVE: Momen Bersejarah Raja Aibon Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak TNI ke Letkol Danu

Pelajar serta mahasiswa yang ketakutan lalu menceburkan diri ke Sungai Chao Phraya. Namun, kapal-kapal milik Angkatan Laut telah menanti dan segera menembak mati mereka. Beberapa di antaranya lalu menyerah. Mereka yang menyerah dipukuli dan disiksa hingga wafat.

sebagian dari mereka digantung di pohon dan dipukuli hingga tewas. Beberapa lainnya ditembak mati. Mahasiswi juga tidak luput dari aksi keji tersebut. Mereka diperkosa hidup-hidup oleh polisi. Mahasiswi yang telah meninggal juga diperkosa oleh polisi. Pembantaian terus berlanjut hingga hari dan berhenti ketika hujan badai mengguyur Bangkok.

4. Topik Yang Sensitif

Aksi Protes di Thailand

Photo :
  • Channel News Asia

Universitas Pembantaian Thammasat hingga hari ini masih menjadi topik sensitif dalam sejarah Thailand. Jumlah pasti korban tewas juga menjadi sengketa antara pemerintah dan para penyintas atau orang yang bertahan hidup dari tragedi. Menurut pemerintah, 46 orang tewas, 167 luka-luka, dan 3.000 lainnya ditangkap. Versi para penyintas, korban tewas mencapai lebih dari 100 orang.

Demikian informasi mengenai pembantaian mahasiswa di Thailand pada tahun 1976 yang Viva dapat berikan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya