Suriah Ingatkan Rusia: Amerika Serikat Selundupkan Teroris ke Ukraina

VIVA Militer: Kelompok teroris ISIS
Sumber :
  • arabnews.com

VIVA Dunia – Duta besar Suriah, Riad Haddad, memperingatkan Rusia terkait langkah 'sembunyi-sembunyi' yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Menurut Haddad, AS secara diam-diam telah memasok teroris ISIL dan ISIS ke Ukraina guna melawan Rusia. Bahkan ia juga menuding Turki ikut terlibat.

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah

"Kami tidak terkejut bahwa AS, Barat dan Turki telah mengirim militan dari organisasi teroris IS dan Jabhat Al Nusra dari Idlib ke Ukraina, karena grup-grup ini memang menjadi alat yang digunakan barat untuk merusak perdamaian," kata Haddad kepada TASS, Senin 4 Juli 2022.

Menurut Haddad, AS dan dunia barat memang merencanakan Ukraina sebagai tempat pertarungan baru bagi kelompok teroris yang sebelumnya sukses ikut memporak-porandakan Irak. Lebih lanjut ia menjelaskan, langkah AS dan negera Barat ini dianggap akan semakin memperparah stabilitas keamanan dunia.

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

Tudingan Riad Haddad ini tentu juga mendukung pernyataan dari Kepala Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergey Ivanov. Sebelumnya, Ivanov juga mencurigai bahwa Amerika Serikat memang telah merekrut militan Daesh dan menyelundupkannya ke Ukraina. Mereka dimasukan ke Ukraina dengan status tentara bayaran.

Pada pertengahan Juni, Jubir Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov bahkan meyakini kelompok teroris dan tentara bayaran yang diselundupkan ke Ukraina berasal dari 64 negara. Dan Rusia sendiri telah mengklaim sukses menewaskan 2000 tentara bayaran selama operasi militer di Ukraina.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

Sebagai catatan, Rusia menginvansi Ukraina pada akhir Februari lalu setelah negara tetangganya itu dianggap ancaman terkait rencanan rayuan untuk bergabung dengan Nato. Hal itu dianggap Rusia, Ukraina telah melanggar perjanjian Minsk pada 2014. 

Selain itu, Rusia juga mengklaim invasi tersebut perlu dilakukan demi menjaga keselamatan warga Donetsk dan Lugansk yang selama ini memang getol ingin memisahkan diri dari Ukraina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya