Mengenal PM Sri Lanka Wickremesinghe yang Rumahnya Dibakar Massa

PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe (tengah jas hitam)
Sumber :
  • AP Photo/Eranga Jayawardena

VIVA Dunia– Ketika para pemimpin partai politik di Parlemen menyerukan Presiden Sri Lanka untuk mundur, pengunjuk rasa juga menyerbu kediaman Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe dan membakarnya. Hal itu terjadi hanya berselang beberapa jam.

Beredar Foto Sempat Bertemu PM Israel Netanyahu, Gus Yahya: Pertemuan Diplomatik

Perdana Menteri pilihan Presiden Sri Lanka Rajapaksa yakni Ranil Wickremesinghe adalah seorang politikus oposisi berpengalaman yang diharapkan bisa membawa negara tersebut keluar dari jurang maut atas krisis yang terjadi.

Melansir dari AP, Senin 11 Juli 2022, sebagai PM yang pernah menjabat sebanyak enam kali, tugas terakhir Wickremesinghe bisa dibilang yang paling berat karena di jurang kegagalan.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Diangkat pada bulan Mei 2022 oleh Rajapaksa, ia digaet untuk membantu memulihkan kredibilitas internasional saat pemerintahnya merundingkan paket bail out dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Wickremesinghe yang juga adalah menteri Keuangan telah menjadi wajah publik dalam merespons krisis ini. Dia menyampaikan pidato mingguan di parlemen saat ia memulai negosiasi yang sulit dengan lembaga keuangan, pemberi pinjaman dan sekutu untuk mengisi pundi-pundi dan memberikan bantuan kepada warga Sri Lanka.

PM Kishida Sampaikan ke Prabowo Jepang Akan Berkontribusi di Infrastruktur dan Energi di Indonesia

Dia juga menaikkan pajak dan berjanji untuk merombak pemerintah yang semakin memusatkan kekuasaan di bawah kepresidenan, sebuah model yang menurut banyak orang membawa negara itu makin jatuh ke dalam krisis.

Dalam tugas barunya, dia meninggalkan sedikit keraguan tentang masa depan yang suram. 

“Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kita,” katanya kepada warga Sri Lanka pada awal Juni 2022, beberapa minggu sebelum dia mengatakan di Parlemen bahwa negara itu telah mencapai titik terendah.

"Ekonomi kita benar-benar runtuh," sambungnya.

Pada akhirnya, para pengamat mengatakan, PM Sri Lanka itu tidak memiliki kekuatan politik dan dukungan publik untuk menyelesaikan pekerjaan. Dia bak partai satu orang di parlemen, satu-satunya anggota parlemen dari partainya yang memegang kursi setelah mengalami kekalahan memalukan dalam pemilihan 2020.

Reputasinya juga telah dinodai oleh tugas sebelumnya sebagai PM ketika dia berada dalam pengaturan pembagian kekuasaan yang sulit dengan Presiden Maithripala Sirisena saat itu. 

Gangguan komunikasi di antara mereka disalahkan atas penyimpangan intelijen yang menyebabkan serangan teror 2019. Panjangnya antrean bahan bakar, makanan dan obat-obatan membuat Wickremesinghe menjadi semakin tidak populer.

Banyak pengunjuk rasa mengatakan pengangkatannya hanya menekan Rajapaksa untuk mengundurkan diri. Tetapi para analis ragu apakah seorang pemimpin baru dapat berbuat lebih banyak karena khawatir bahwa ketidakpastian politik hanya akan memperparah krisis di Sri Lanka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya